Minggu, 25 Juli 2010

HELP US TO SAVE THE ORANG UTANS

Istilah "orang utan" diambil dari bahasa Melayu, yang berarti manusia (orang) hutan. Orang utan mencakup dua spesies, yaitu orang utan sumatera (Pongo abelii) dan orang utan kalimantan (borneo) (Pongo pygmaeus). Yang unik adalah orang utan memiliki kekerabatan dekat dengan manusia pada tingkat kingdom animalia, dimana orang utan memiliki tingkat kesamaan DNA sebesar 96.4%

Mereka memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor.

Orangutan memiliki tinggi sekitar 1.25-1.5 meter.

Tubuh orangutan diselimuti rambut merah kecoklatan. Mereka mempunyai kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi.

Saat mencapai tingkat kematangan seksual, orangutan jantan memiliki pelipis yang gemuk pada kedua sisi, ubun-ubun yang besar, rambut menjadi panjang dan tumbuh janggut disekitar wajah. Mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba.

Berat orangutan jantan sekitar 50-90 kg, sedangkan orangutan betina beratnya sekitar 30-50 kg.

Telapak tangan mereka mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu jari. Telapak kaki mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia.

Orangutan masih termasuk dalam spesies kera besar seperti gorila dan simpanse. Golongan kera besar masuk dalam klasifikasi mammalia, memiliki ukuran otak yang besar, mata yang mengarah kedepan, dan tangan yang dapat melakukan genggaman.



Klasifikasi

Orangutan termasuk hewan vertebrata, yang berarti bahwa mereka memiliki tulang belakang. Orangutan juga termasuk hewan mamalia dan primata.

Spesies dan Subspesies

1. Ada 2 jenis spesies orangutan, yaitu orangutan Kalimantan/Borneo (Pongo pygmaeus) dan Orangutan Sumatra (Pongo abelii).

2. Keturunan Orangutan Sumatra dan Kalimantan berbeda sejak 1.1 sampai 2.3 juta tahun yang lalu.

3. Subspecies

  • Pembelajaran genetik telah mengidentifikasi 3 subspesies Orangutan Borneo : P.p.pygmaeus, P.p.wurmbii, P.p.morio. Masing-masing subspesies berdiferensiasi sesuai dengan daerah sebaran geografisnya dan meliputi ukuran tubuh.
  • Orangutan Kalimantan Tengah (P.p.wurmbii) mendiami daerah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Mereka merupakan subspesies Borneo yang terbesar.
  • Orangutan Kalimantan daerah Timur Laut (P.p.morio) mendiami daerah Sabah dan daerah Kalimantan Timur. Mereka merupakan subspesies yang terkecil.
  • Saat ini tidak ada subspecies orangutan Kalimantan yang berhasil dikenali.

Lokasi dan habitat

Orang utan di Taman Nasional Kutai

Orangutan ditemukan di wilayah hutan hujan tropis Asia Tenggara, yaitu di pulau Borneo dan Sumatra di wilayah bagian negara Indonesia dan Malaysia. Mereka biasa tinggal di pepohonan lebat dan membuat sarangnya dari dedaunan. Orangutan dapat hidup pada berbagai tipe hutan, mulai dari hutan dipterokarpus perbukitan dan dataran rendah, daerah aliran sungai, hutan rawa air tawar, rawa gambut, tanah kering di atas rawa bakau dan nipah, sampai ke hutan pegunungan. Di Borneo, orangutan dapat ditemukan pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut (dpl), sedangkan kerabatnya di Sumatra dilaporkan dapat mencapai hutan pegunungan pada 1.000 m dpl.

Orangutan Sumatra (Pongo abelii lesson) merupakan salah satu hewan endemis yang hanya ada di Sumatra. Orangutan di Sumatra hanya menempati bagian utara pulau itu, mulai dari Timang Gajah, Aceh Tengah sampai Sitinjak di Tapanuli Selatan.Keberadaan hewan mamalia ini dilindungi Undang-Undang 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan digolongkan sebagai Critically Endangered oleh IUCN. Di Sumatra, salah satu populasi orangutan terdapat di daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru, Sumatra Utara.Populasi orangutan liar di Sumatra diperkirakan sejumlah 7.300. Di DAS Batang Toru 380 ekor dengan kepadatan pupulasi sekitar 0,47 sampai 0,82 ekor per kilometer persegi. Populasi orangutan Sumatra (Pongo abelii lesson) kini diperkirakan 7.500 ekor. Padahal pada era 1990 an, diperkirakan 200.000 ekor. Populasi mereka terdapat di 13 daerah terpisah secara geografis. Kondisi ini menyebabkan kelangsungan hidup mereka semakin terancam punah. Saat ini hampir semua Orangutan Sumatra hanya ditemukan di Provinsi Sumatra Utara dan Provinsi Aceh, dengan Danau Toba sebagai batas paling selatan sebarannya. Hanya 2 populasi yang relatif kecil berada di sebelah barat daya [[danau], yaitu Sarulla Timur dan hutan-hutan di Batang Toru Barat. Populasi orangutan terbesar di Sumatra dijumpai di Leuser Barat (2.508 individu) dan Leuser Timur (1.052 individu), serta Rawa Singkil (1.500 individu). Populasi lain yang diperkirakan potensial untuk bertahan dalam jangka panjang (viable) terdapat di Batang Toru,Sumatra Utara, dengan ukuran sekitar 400 individu.

Orangutan di Borneo yang dikategorikan sebagai endangered oleh IUCN terbagi dalam tiga subspesies: Orangutan di Borneo dikelompokkan ke dalam tiga anak jenis, yaitu Pongo pygmaeus pygmaeus yang berada di bagian utara Sungai Kapuas sampai ke timur laut Sarawak; Pongo pygmaeus wurmbii yang ditemukan mulai dari selatan Sungai Kapuas hingga bagian barat Sungai Barito; dan Pongo pygmaeus morio. Di Borneo, orangutan dapat ditemukan di Sabah, Sarawak, dan hampir seluruh hutan dataran rendah Kalimantan, kecuali Kalimantan Selatan dan Brunei Darussalam.

sekarang populasi orang utns mulai hilang dengan kata lain sangat susah ditemukan, hal ini di karenakan hutan yang menjadi rumah para orang utan ini telah banyak yang hilang oleh pembukaan lahan untuk perkebunan, pertambangan dan lain sebagainya. oleh karena itu jumlah populasi orangutan pun semakin berkurang. oleh karena itu peran serta dari masyarakat dan pemerintah terkait sangat diharapkan agar terjaganya kelestarian orangutan ini. mengingat orang utan merupakan salah satu spesies yang langka, maka "HELP US TO SAVE THE ORANGUTANS".
SAMBOJA LODGE
merupakan suatu tempat yang berada dibawah naungan yayasan BOSF (THE BORNEO ORANGUTANS SURVIVAL FOUNDATION) samboja lodge merupakan sebuah penginapan yang terletak didalam sebuah kawasan konservasi hutan. dengan tempat yang berada disekitar kawasan hutan yang masih terjaga kelestarinnya, sehingga kita bisa meraskan kesegaran alam yang telah jarang kita temui di beberapa daerah, selain itu kita pun dapat melihat berbagai jenis satwa yang masih dapat hidup dengan bebas didaerah ini. Mulai dari burung, tupai, serta beragam hewan lainnya. suasana yang dekat dengan alam ini akan mengingatkat kita betapa pentingnya peran hutan bagi kehidupan kita.
INDONESIA merupaka bangsa yang kaya akan nilai bidaya peninggalan nenek moyang. salah satu budaya yang ada tersebut adalah alat musik. alat musik tradisional merupakan suatu peninggalan para leluhur kita yang sangat tinggi nilai sejarahnya. di setiap wilayah memiliki keunikan-keunikan tersendiri pada alat musik tersebut. alat musik tradisional umumnya digunakan pada acara adat tertentu pada suatu suku di daerah tersebut. alat musik tradisonal kita merupakan peninggalan yang sangat berharga mari kita jaga dan lestarikan. agar dapat dinikmati oleh anak cucu kita.

Senin, 19 Juli 2010

tanaman obat-obatan

TANAMAN OBAT
DISUSUN OLEH

TIMOTIUS KUNIAWAN (0803015027)
SAMID ANJASMARA (08030150O5)
YATNOPUJIONO (0803015107)
TRI INDRAYANA (0803015090)
ARIEF BUDIMAN (0803015027)
SUTRISMAN (0803015113)

WAHYUDI CAHYONO
(0803015110)
SUSANTI (05478441074903)
DESI ISLAMI A (05478590751403)
ROSALINA ROTTIE (05478310748603)










PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2009


Acacia sieberiana (Akasia)
Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Suku : Leguminase
Marga : Acacia
Jenis : Acacia sieberriana
Nama Umum : Akasia
Nama daerah : Jawa ( akasia)
Deskripsi gbr. Acacia sieberiana
Hisbistus : Pohon, timgggi 15-20 m
Batang : Tegak, bulat, putih, kotor
Daun : Majemuk, berhadapan, menyirip, lonjong, tepi ratta, ujung dan pangkal tumpul, panjang 5-20 cm, lebar 1-2 cm, pertuluangan menyiri dan hijau.
Buah : Polong, saat muda berwarna hijau setelah tua berwarna coklat
Bunga : Majemuk, berkelamin dua (sempurna), daun kelopak silindris, benang sari silindris, kepala sari berbentuk ginjal, mahkota putih, berbentuk seperti kuku (putih)
Biji : lonjong pipoih coklat
Akar : tunggang, putih, kotor
Khasiat :
Untuk obat demam dipakai kurang lebiih 10 gram akar Acacia siberrina kemudian direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit kemudian dinginkan dan disaring, hasil saringan diminumkan dua kali sehari sama banyak pagi dan sore.
Kandungan kimia
Akar, daun dan buah Acacia siberrina mengandung saporin, disamping itu daun dan buahnya mengandung favonoda dan buahnya mengandung polifenol.



Imperata cylindrica beauv. ( alang-alang)
Kalsifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Poales
Suku : Gramineae
Marga : Imperata
Jenis : Imperata cylindrica beauv
Nama umum dagang : Alang-alang gbr. Imperata clindrica beauv (alang-alang)
Nama daerah :
Sumatera : Rih (batak), Alalang (Minangkabau) Nelelng laku (Aceh)
Jawa : Ki Eurih (Sunda) alalng-alalng (Jawa) lalang (madura)
Kalimantan : Halalang
Deskripsi:
Habitus : semak, menahun, tinggi 1-1,5 cm
Batang : Lunak, bulat, pendek beruas-ruas, pada tiap buku terdapat rambut putih keunguan.
Daun : Tunggal, lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal menyempit panjang kurang lebih 1 m, dan lebar kurang lebih 1,5 cm, warna hijau.
Bunga : majemuk bentuk malai, panjang kurang 18-30 cm, benang sari dua, tangkai putik dua, kepala putik panjang putih keunguan.
Buah : Buni bulat telur, berbulu, kuning
Biji : Bulat, Coklat
Akar : Serabut, Putih Kotor
Khasiat : mampu menjadi peluruh air seni, dipakai ± 10 gram akar segar Imperata cylindrica, dicuci dan direbus dengan 3 gelas air, hingga irnya bersisi satu gelas, kemudian disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.
Kandungan kimia : akar Imperata cylindrica mengandung saporin dan tanin, sedangkan daunya mengandung polifenol


Arenga pinnata merr. (Aren)
Sinonim : Arenga saccharifera labiil
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Spadicitlorae
Marga : Arenga
Jenis : Arenga pinnata merr gbr. Arenga pinnata merr (aren)

Nama umum/dagang : Aren
Nama daerah : are (Jateng), pola (sumbawa), aren (Madura), selo (ternate)
Deskripsi :
Habitus : Pohon tegak, tinggi 15-30 m.
Batang : Bulat diameter ± 65 cm, hijau kecoklatan
Daun : Berupa roset batang, berpelepah, tangkai 6-12 m. anak daun berbentuk janset, menyirip, pangkalmembulat, ujung runcing, tepi rata, panjang ± 1,5 m, lebar ± 7 cm, tangkai pendek, hijau muda, hijau tua.
Bunga : majemuk, berkelamin tunggal, bentuk tongkol diketiak daun, panjang tangkai ± 2,5 m, bunga jantan dan betina menyatu pada tongkol, panjang 0,5-1,5 m, bungaa jantan panjang1-1,25 cm, daun kelopak tiga, bulat telur, benang sari banyak, kepala sari berbentuk jarum, bunga betina bulat, bakal buah tiga, putik tiga berwarna putih, mahkota berbagi tiga, kuning keputih-putihan.
Buah : Bulat peluru, ujung melengkung kedalam atau rompang diameter 3-5 cm, coklat.
Biji : bulat telur, berwarna hitam
Akar : serabut kekuning-kuningan
Khasiat : akar arenga pinnata berkhasiat sebagai peluruh air seni dan peluruh haid. Getah hasil sadapan berkhasiat sebagai obat sariawan, urus-urus, dan obat radang paru-paru. Untu peluruh air seni akar segar arenga pinnata dicuci, dipotong kecil-kecil, direbus dengan dua gelas air selama 15 menit, setelah dingin di saring. Hasil saringan diminum dua kali sehari sama banyak pagi dan sore.
Kandungan kimia : Akar arnga pinnata mengandung saponin,flavonoida dan plifen

Crinum asiaticum L (Bakung)
Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyldonae
Bangsa : Liliaceae
Suku : Amarylidaceae
Marga : Crinum
Jenis : Crinum asiaticum.
Nama umum dagang : Bakung gbr. Cirnum asiasicum L (bakung)
Nama daerah :
Sumatra : bangkong (batak), semur (Bangka)
Jawa : Bakung (sunda, jawa tengah)
Deskripsi:
Hisbitus : Herba, tanunan, tinggi ± 1,3 m
Batang : Semu diameter ± 10 m, tegak, lunak, putih kehijauan
Daun : Tunggal, lanset, panjang 32-120 cm, lebar 3-10 cm, tebal, bertepi rata, ujung meruncing, pangkal tumpul, bila dipotong melintang nampak lubng-lubang hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk tangkai payung, tangkai pipih, tebal, panjang 35-120cm, pangkal mahkota berdekatan, bebentuk corong, putih, ptik panjang ± 16 cm, ungu, benang sari melengkung keluar, tangkai sari panjang 5-10 cm, kepala sari berwarna jingga, bakal buah berbentuk elips, panjang ± 1,5 cm. berwarna putih keunguan.
Buah : kotak, bulat telur, tiap kotak terdapat 1 biji
Biji : keras, bentuk ginjal, panjang ± 5 cm, berwarna hitam.
Akar : serabut berbentuk silindris dan berwarna putih.
Khasiat : Akar Crinum asiaticum berkhasiat sebagai peluruh keringat dan obat luka, serta daun dapat menjadi obat bengkak (keseleo) untuk peluruh keringat, dipakai ± 10 gram akar segar Crinum asiasticum dipotong kecil-kecil kemudian direbus dengan 2 gelas air selama 20 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum dua kali sehari sama banyak pagi dan sore.

Kandungan Kimia : akar dan daun Crinum asiaticum, akaloida, saporin dan flavonoida serta polifenol. Sedangkan bunganya mengandung saporin, flavonoida dan tanin

Amaranthus butum MQ (Bayam lemah)
Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Suku : Amaranthaceae
Marga : Amaranthus
Jenis : Amaranthus bitum MQ gbr. Amaranthus butum MQ(Bayam lemah)
Nama umum : Bayam Lemah
Nama daerah : Bayayam, Bayam monyet (melayu, sumatera), bayam lemah (sunda,jawa )

Deskripsi
Habitus : Semak, dengan tinggi ± 60 cm
Batang : Tegak, masif, bulat, licin, percabangan monopodial.
Daun :Tunggal, berseling lonjong, tepi rata, ujung berlekuk, pangkal meruncing, panjang 7-11 cm , lebar 2-5 cm pertulangan menyirip, tangkai panjang 1,5-7 cm, dengan warna hijau keunguan.
Bunga : majemuk, bentuk butir, berkelamin dua, di ketiak daun dan ujung cabang, tangkai bulat panjang 2-4 cm, warna hijau, kelopak berbentuk tabung, ujung bercangap, permukaan halus, berwarna hijau, benang sari berbentuk silindris, berwarna putih, putik bulat hijau, kepala putik bulat, ungu, mahkota putih keungu-unguan.
Buah : seperti batu, kecil dan berwarna coklat
Biji : Bulat, kecil, hitam
Akar : tunggang, silindris berwarna putih agak kecoklatan

Khasiat : batang dan daun Amaranthus bitum berkhasiat untuk memperbaiki pencernaan dan penambah darah. Untuk memperbaiki pencernaan dipakai ± 20 gram batang dan daun segar Amaranthus bitum, yang kemudian direbus engan 2 gelas air putih selama 15 menit, dinginkan dan disaring, hasil saringan ini diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.
Kandungan kimia : Batang dan daun Amaranthus bitum mangandung saporin dan flavonoida.
JAHE (Zingiber officinale)

klasifikasi
Divisio : Spermatophyta
Sub-diviso : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zungiberaceae
Genus : Zingiber gbr. Zingiber officinale (Jahe)
Species : Zingiber officinale
Jahe (Zingiber officinale) telah lama dikenal dan ditanam orang walaupun tak seorangpun tahu dari mana asal tumbuhan ini. Di Cina, jahe yang dikeringkan pertama kali disebut-sebut dalam ramuan yang ditujukan pada Divine Plowman Emperor Shen Nong yang hidup 2000 sebelum Masehi. Jahe juga tumbuh beratus-ratus tahun di India, mencapai Barat setidaknya 2.000 tahun lalu. Sedangkan referensi jahe di temukan abad 11 dalam buku pengobatan Anglo-Saxon.
Di Cina, jahe segar dan kering selalu dianggap memiliki substansi berbeda. Dalam Traditional Chinese Medicine (TCM), jahe segar yang disebut sheng-jiang digunakan untuk menyembuhkan flu dan mual sementara jahe kering yang disebut gan-jiang berguna untuk menyembuhan sakit perut, batuk, diare dan rematik.
Di India, jahe segar digunakan untuk menyembuhkan mual, asma, batuk, sakit perut, jantung berdebar, kembung , gangguan pencernaan dan hilang selera makan serta rematik. Sementara itu, penelitian modern juga mendukung beberapa penggunaan jahe sebagai obat secara tradisional. Ekstrak jahe baik segar ataupun kering telah diteliti sangat efektif dalam mencegah bakteri, jamur, sawan, bisul, sekresi perut, tumor, kejang urat dan alergi.
Percobaan yang dilakukan pada tikus di Cina dan Eropa menunjukkan jahe segar menyembuhkan sakit dan peradangan. Dalam penelitian lain menunjukkan jahe dapat menghalangi oksidasi yang dihubungkan pada resiko kanker, dan tumbuhnya mikroba. Penelitian lebih jauh dilakukan oleh peneliti Jepang menunjukkan jahe dapat menurunkan tekanan darah dengan menghalangi aliran darah juga mengurangi resiko penyakit kardiovaskular.
Di Jerman, produk jahe terbukti dapat menyembuhkan mual dan mencegah sakit akibat perjalanan. Rata-rata dosis per hari yang dianjurkan untuk dikonsumsi tidak lebih dari 2 gram jahe kering




KINA (Chinchona spp. )

Kina merupakan tanaman obat berupa pohon yang berasal dari Amerika Selatan di sepanjang pegunungan Andes yang meliputi wilayah Venezuela, Colombia, Equador, Peru sampai Bolivia. Daerah tersebut meliputi hutan-hutan pada ketinggian 900-3.000 m dpl. Bibit tanaman kina yang masuk ke Indonesia tahun 1852 berasal dari Bolivia, tetapi tanaman kina yang tumbuh dari biji tersebut akhirnya mati. Pada tahun 1854 sebanyak 500 bibit kina dari Bolivia ditanam di Cibodas dan tumbuh 75 pohon yang terdiri atas 10 klon.
Nama daerah : kina, kina merah, kina kalisaya, kina ledgeriana
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Rubiaceae
Genus : Chinchona
Spesies : Chinchona spp.
Jenis Tanaman gbr. Kina (Chinchona spp.)
Dari sekian banyaknya spesies kina di Indonesia, hanya 2 spesies yangpenting yaitu C. succirubra Pavon (kina succi) yang dipakai sebagai batang bawah dan C. ledgriana (kina ledger) sebagai bahan tanaman batang atas. Klon-klon unggul yang dianjurkan adalah antara lain: Cib 6, KP 105, KP 473, KP 484dan QRC. C. calisaya Wedd. (kina kalisaya) juga banyak dikenal dan ditanam oleh masyarakat.
Manfaat Tanaman
Kulit kina banyak mengandung alkaloid-alkaloid yang berguna untuk obat. Di antara alkaloid tersebut ada dua alkaloid yang sangat penting yaitu kinine untuk penyakit malaria dan kinidine untuk penyakit jantung. Manfaat lain dari kulit kina ini antara lain adalah untuk depuratif, influenza, disentri, diare, dan tonik.







KUMIS KUCING (Orthosiphon spp)
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Austr alia.
Nama daerah: Kumis kucing (Melayu – Sumatra), kumis kucing (Sunda), remujung (Jawa), sesalaseyan, songkot koceng (Madura).
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon spp
Jenis Tanaman gbr. Kumis kucing (Orthosipon spp)
Spesies kumis kucing yang terdapat di Pulau Jawa adalah aristatus, thymiflorus, petiolaris dan tementosus var. glabratus. Klon kumis kucing yang ditanam di Indonesia adalah Klon berbunga putih dan ungu.
Manfaat Tanaman
Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai bahan obatobatan. Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis.









KUNYIT (Curcuma domestica Val.)
Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Kata Curcuma berasal dari bahasa Arab Kurkum dan Yunani Karkom. Pada tahun 77-78 SM, Dioscorides menyebut tanaman ini sebagai Cyperus menyerupai jahe, tetapi pahit, kelat, dan sedikit pedas, tetapi tidak beracun. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Asia Selatan
khususnya di India, Cina Selatan, Taiwan, Indonesia (Jawa), dan Filipina.
Klasifikasi
Divisio : Spermatophyta
Sub-diviso : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zungiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domestica Val.
Jenis Tanaman gbr. Curcuma domestica Val. (kunyit)
Jenis Curcuma domestica Val, C. domestica Rumph, C. longa Auct, u C. longa Linn, Amomum curcuma Murs. Ini merupakan jenis kunyit yang paling terkenal dari jenis kunyit lainnya.
Manfaat Tanaman
Di daerah Jawa, kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll. Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.









TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza)
Temulawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Di daerah Jawa Barat temulawak disebut sebagai koneng gede sedangkan di Madura disebut sebagai temu lobak. Kawasan Indo-Malaysia merupakan tempat dari mana temulawak ini menyebar ke seluruh dunia. Saat ini tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di Cina, IndoCina, Bardabos, India, Jepang, Korea, di Amerika Serikat dan Beberapa negara Eropa.
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Keluarga : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza ROXB.
Manfaat Tanaman gbr. Curcuma xanthorrhiza (temulawak)
Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temulawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, anti inflamasi, anemia, anti oksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba.














KELOR (Moringa oleifera, Lamk.)
Sinonim :
Moringa pterygosperma, Gaertn.
Familia :
Moringacaea






Gbr. Moringa olifera, Lamk (Kelor)


Uraian :
Kelor (MORINGA OLEIVERA) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 - 11meter. Di jawa, Kelor sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Pengembangbiakannya dapat dengan cara stek.
NamaLokal : Kelor (Indonesia, Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Kerol (Buru); Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano ( Sumba), Ongge (Bima); Hau fo (Timor);
Pemanfaatan :
1. Sakit Kuning
Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas air kelapa hijau; Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk
sampai merata.Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai sembuh.

2. Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu
Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus; Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).
3. Rabun Ayam
Bahan: 3 gagang daun kelor; Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk sampai merata. Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.
4. Sakit Mata
Bahan: 3 gagang daun kelor; Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai ampasnya mengendap; Cara menggunakan: air ramuan tersebut digunakan sebagai obat tetes mata.
5. Sukar Buang Air Kecil
Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel yang telah diparut dalam jumlah yang sama;Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah dengan 1 gelas air, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum setiap hari.
6. Cacingan
Bahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang meniran;Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum.

7. Biduren (alergi)
Bahan: 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas pulasari secukupnya; Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore
8. Luka bernanah
Bahan: 3-7 gagang daun kelor;Cara Membuat: daun kelor ditumbuk sampai halus. Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang luka sebagai obat luar.











Portulaka
(Portulaca grandiflora Hook.)
Familia :
Portulacaceae


Gbr. Portulaca grandiflora Hook.(portulaka)
Uraian:
Portulaka berasal dari Brazilia. Biasanya, ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan atau di taman-taman. Herba ini memerlukan sinar matahari penuh agar tumbuh subur dan berbunga meriah. Portulaka dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 1.400 m dpl. Terna semusim yang berbatang basah ini tumbuh terlentang atau naik ke atas, panjang 15--30 cm, sering bercabang mulai dari pangkalnya, pada ruasnya berambut halus, dan warnanya merah atau hijau. Daun tunggal, letak tersebar, tidak bertangkai, di ujung batang berjejal rapat, ke bagian pangkal daunnya lebih jarang. Helaian daun tebal berdaging, berair, bentuk jarum, bulat silindris, ujungnya tumpul, panjang 1--3,5 cm, warnanya hijau. Bunga berkumpul berkelompok 2--8 di ujung batang, mekar pada pukul delapan pagi dan layu menjelang sore, warnanya merah, dadu, putih, oranye, atau kuning. Buah bentuknya bulat telur, permukaan berambut, panjang 5--8 mm. Biji bulat, jumlah banyak, kecil, dan berwarna cokelat muda. Perbanyakan dengan stek batang atau biji yang sudah tua.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Bunga pegawai tinggi, kembang tabuh delapan, sutera bombay, apulaka, cantik manis. NAMA ASING Ban zhi lian (C), Portulak (B), rose-moss, sun plant (I). NAMA SIMPLISIA Portulacae grandiflorae Herba (herba portulaka)
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba ini rasanya pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat menghilangkan bengkak, penghilang nyeri (analgesik), antiradang, dan menghilangkan bekuan darah.
BAGIANYANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah seluruh herba dalam bentuk segar.
INDIKASI
Herba digunakan untuk mengatasi: sakit tenggorok, sakit kepala, radang hati (hepatitis), danbengkak akibat terbentur (memar).



CARA PEMAKAIAN
Rebus seluruh herba (15--30 g) dan minum setelah dingin. Bisa juga herba segar dijus, lalu minum.Untuk pemakaian luar, cuci herba segar secukupnya, lalu giling sampaihalus. Tempelkan pada bagian yang sakit, seperti gigitan serangga,bisul, koreng, atau memar, lalu balut. Air perasan gilingan herba segarjuga bisa digunakan untuk mencuci dan mengompres ekzema, luka bakar, atau tersiram air panas.
CONTOH PEMAKAIAN
1. Sakit tenggorok
Cuci herba portulaka segar, lalu giling sampai halus dan peras sampaiairnya terkumpul satu cangkir. Tambahkan sedikit boraks, lalu gunakanuntuk kumur-kumur.Hepatitis Cuci herba portulaka segar (30 g), lalu giling sampai halus. Peras dengan sepotong kain, lalu minum air yang terkumpul sekaligus. Lakukan 2--3 kali sehari sampai sembuh.
2. Ekzema pada bayi
Cuci herba segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Gunakan airperasannya untuk mengompres ekzema. Bisul, koreng Cuci tangkai segar sampai bersih, lalu giling halus. Bubuhkan ke tempat yang sakit, lalu balut. Ganti 2--3 kali dalam sehari.
Catatan
Ibu hamil dilarang minum rebusan herba ini.
















Tempuyung
(Sonchus arvensis L.)





Familia Gbr. Sonchus averensis (tempuyung)
Asteraccae (Compositac)
Uraian :
Tempuyung tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti di tebing-tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang ditanam sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan yang berasal dari Eurasia ini bisa ditemukan pada daerah yang banyak turun hujan pada ketinggian 50 - 1.650 m dpl. Terna tahunan, tegak, tinggi 0,6 - 2 m, mengandung getah putih, dengan akar tunggang yang kuat. Batang berongga dan berusuk. Daun tunggal, bagian bawah tumbuh berkumpul pada pangkal membentuk roset akar. Helai daun berbentuk lanset atau lonjong, ujung runcing, pangkal bentuk jantung, tepi berbagi menyirip tidak teratur, panjang 6 - 48 cm, lebar 3 - 12 cm, warnanya hijau muda. Daun yang keluar dari tangkai bunga bentuknya lebih kecil dengan pangkal memeluk batang, letak berjauhan, berseling. Perbungaan berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai, bertangkai, mahkota bentuk jarum, warnanya kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah kecokelatan. Buah kotak, berusuk lima, bentuknya memanjang sekitar 4 mm, pipih, berambut, cokelat kekuningan. Ada keaneka-ragaman tumbuhan ini. Yang berdaun kecil disebut lempung, dan yang berdaun besar dengan tinggi mencapai 2 m disebut rayana. Batang muda dan daun walaupun rasanya pahit bisa dimakan sebagai lalap. Perbanyakan dengan biji.
Nama Lokal :
Jombang, j. lalakina, galibug, lempung, rayana (Sunda).; Tempuyung (Jawa
Penyakit yan dapat di obati :
Batu saluran kencing, batu empedu, disentri, wasir, rematik goat, Radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis), bisul; Beser mani (spermatorea), darah tinggi (hipertensi), luka bakar,; Pendengaran kurang (tuli), memar.
BAGIANYANG DIGUNAKAN : Daun atau seluruh tumbuhan.
Tempuyung dapat mengatasi:
- batu saluran kencing dan batu empedu, radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis), disentri wasir, beser mani (spermatorea),darah tinggi(hipertensi),pendengaran berkurang (tuli),rematik gout, memar,dan,bisul, luka bakar.
CARA PEMAKAIAN : Daun atau seluruh tumbuhansebanyak 15 - 60 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling halus lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau diperasdan airnya untuk kompres bisul, luka bakar, dan wasir.
CONTOH PEMAKAIAN:
1. Radang payudara
Tumbuhan tempuyung segar sebanyak 15 g direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingindisaring, lalu diminum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari.
2. Bisul
Batang dan daun tempuyung segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Air perasannya digunakan untuk mengompres bisul.
3. Darahtinggi, kandung kencing dan kandung empedu berbatu
Daun tempuyung segarsebanyak 5 lembar dicuci lalu diasapkan sebentar. Makan sebagai lalap bersama makan nasi. Lakukan 3 kali sehari.
4. Kencing batu
a. Daun tempuyung kering sebanyak 250 mg direbus dengan 250 cc air bersih sampai tersisa 150 cc. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum. Habiskan dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
b.Daun tempuyung, daun avokad (Persea americana), daun sawi tanah(Nasturtium montanum), seluruhnya bahan segar sebanyak 5 lembar, dan 2 jari gula enau dicuci bersih lalu direbus dalam 3 gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya. Setelah dingin disaring. Air yang terkumpuldiminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.
c. Daun tempuyung dan daun keji beling (Strobilanthes crispus) segar masing-masing 5 lembar, jagung muda 6 buah, dan 3 jari gula enau dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya.Setelah dingin disaring, lalu diminum 3 kali sehari, masing-masing ¾ gelas
5. Pendengaran berkurang (tuli)
Herba tempuyung segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air masak. Giling sampai halus, lalu diperas dengankain bersih. Airnya diteteskan pada telinga yang tuli. Lakukan 3-4 kali sehari.
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Tempuyung rasanya pahit dan dingin.
KANDUNGAN KIMIA : Tempuyung mengandung oc-laktuserol, Plaktuserol, manitol, inositol, silika, kalium, flavonoid, dan taraksasterol.
EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN :
1. Penelitian pengaruh ekstrak air dan ekstrak alkohol daun tempuyung terhadap volume urine tikus in vivo dan pelarutan batu ginjal in vitro, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: a. daun tempuyung tidak secara jelas mempunyai efek diuretik, namun mempunyai daya melarutkan batu ginjal. b. daya melarutkan batu ginjal oleh ekstrak air lebih baik daripada ekstrak alkohol (Giri Hardiyatmo, Fak. Farmasi UGM, 1988).
2. Praperlakuan flavonoid fraksi etil asetat daun tempuyung mampu menghambat hepatotoksisitas karbon tetrakiorida (CCL 4) yang diberikan pada mencit jantan (Atiek Liestyaningsih, Fak. Farmasi UGM, 1991).


Tunjung
(Nymphaea lotus L.)
Sinonim :
= Nymphaea lotus, Linn.var.pubescens, (Willd.) Hook.f.& Thoms,
Familia :
Nymphaeaceae





Uraian : (gbr. Nympaea lotus L. )

Tanaman air atau rawa, tumbuh liar pada genangan air yang dangkal atau dipelihara di kolam-kolam sebagai penghias kolam di taman. Asalnya dari Afrika. Daun dan bunga keluar dari akar rimpang di dalam tanah yang tumbuh ke atas pada permukaan air. Daun mengapung pada permukaan air, sedang bunga pada air yang dangkal akan muncul di atas permukaan air. Helaian daun bangun perisai, bundar lonjong kadang melipat, tepi bergerigi, bagian pangkainya bercangap sempit dan dalam, warnanya hijau, bagian bawah warnanya lebih muda dan berambut pendek yang rapat. Ukuran daun, panjang 15-50 cm, lebar 12-45 cm. Bunga agak berbau busuk, mekar pada malam hari dan menutup pada siang hari. Daun mahkota 13-28, warnanya putih, kuning atau merah keunguan. Buah masak dibawah air, serupa spons, membuka tidak beraturan. Bunga warna putih (white water lily) lebih disukai untuk digunakan dalam pengobatan.
Nama Lokal :
Tarate kecil, tarate utan, tunjung putih (Indonesia); Tunjung bodas, tunjung tutur (Sunda).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang, pingsan, mabuk alkohol, bisul, radang, tumor, borok; Diabetes. TBC paru, menekan fungsi seksual;
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Bunga, akar. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan.
KEGUNAAN:
Bunga:
- Kejang pada anak.
- Pingsan karena udara panas (heat stroke).
- Mabuk alkohol.
- Menekan fungsi seksual (anaphrodisiac).
- Penyakit kulit seperti bisul, radang, tumor dan borok.
- Kencing manis (diabetes).
Akar :
- TBC paru.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: Bunga 3-5 kuntum, akar 6-9 g, direbus.




















Elaeocarpus grandiflora J. E SMITH (anyang-anyang)
Sinonim : Elaocarpus lanoeta BL
Monoera lanceolata Hassk
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : dicotyledoneae
Bangsa : Malvales gbr. Eleocarpus grandiflora J.E Smith (annyang-anyang)
Suku : Eleooarpaceaae
Marga : Elaocarpus
Jenis : Elaeocarpus grandiflora J. E Smith
Nama umum : anyang-anyang
Nama daerah : Anyang-anyang (sunda,jawa)
Deskripsi
Habitus : Pohon tinggi 15-25 cm
Batang : Tegak, berkayu bulat, percabangan simpodial, berwarna hijau pucat.
Daun : Tunggal, berseling, bentuk lonjong, tepi rata dengan ujung runcing, pangkal meruncing,
Panjang 10-13 cm lebar 2-3 cm bertangkai pendek warna hijau keunguan, pertulangan menyirip hijau pucat.
Bunga : Tunggal, kelopak berbagi panjang 5-10 cm, hijsu pucat, benang sari silindris panjang 1-2 cm, putih, mahkota bebagi.
Buah : Berbentuk bulat telur, berambut keras dan berwarna hijau.
Biji : Bulat, diameter ± 0,3 cm, berwarna coklat
Akar : Tunggang berwarna putih.
Khasiat :
Buah Eleocarpus grandiflora berkhasiat untuk pelancar air seni dan daun mudanya berkhasiat sebagai obat borok dan bisul. Untuk pelancar air seni, di[akai ± 10 gram buah Eleocarpus grandiflora yang sudah tua, direbus dengan satu gelass air sampai air rebusannya tesisa setengah, didinginginkan kemudian disaring lalu di minum sekaligus.

Kandungan kimia :
Daun buah dan kulit batang Eleocarpus glandiflora mengandun saponin dan flavonoida. Disampping itu daun dan kulit batangnya juga mengandung polifenol dan daun serta buahnya mengandung tanin.

Rubus reflexus Keer (Arbei hutan)
Klasifikasi
Divisi : Spematophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : dicotyledoneae
Bangsa : Rosales
Suku : Rosaceae
Marga : Rubus
Jenis : Rubus reflexus Ker. Gbr. Rubus reflexus keer (arbei hutan)
Nama umum : Arbei hutan
Nama daerah : Arbeihutan (sunda), guacenalas (jawa)
Deskripsi
Habitus : terma memanjat atau merambat, panjang 1-3 cm
Batang : Bulat, berkayu, berduri, coklat kehijauan.
Daun : Tunggal tersebar, berseling, tangkai silindris, berduri, panjang 3-8 cm hijau keunguan, helaian daun berbentuk oval, ujung runcing, pangkal daun bertoreh, tepi berlekuk, panjang 5-15 cm, lebar 4-13 cm. Pertulangan menjari, permukaan berbulu kasar, sisi atas berwarna hijau, dan sisi bawah berwarna hijau keputihan.
Bunga : Majemuk, di ketiak daun atau diujung batang berbentuk malai, kelopak berlepasan, ujung runcing, lima helai, berbulu kasar, paajang 3-5 mm, berwarna hijau, benang sari berjumlah banyak, putih, bakal buah menumpang, mahkota berlepasan , lima helai panjang 0,5-2cm halus putih.
Buah : Lunak, berbentuk bulat telur, panjang 0,5-1 cm saat muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna ungu.
Biji : Bentuk bulat, keras, kecil, dan berwarna kelabu.
Akar : Serabut, berwarna kuning kecoklatan
Eklogi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di hutan-hutan tepi jalan dan semak belukar, pada ketinggian 1000-2500 m diatas permukaan laut. Berbunga pada musim kemarau dan pegumpulan bahan sebaliknya dilakukan pada bulan agustus sampai oktober dan pemanenan dapat dilakukan sepanjang tahun.
Bagian yang digunakan :
Daun, buah, akar, dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan
Kegunaan:
Anti diare, anti ambaien, dan obat sariawan.

Khasiat dan Pemanfaatan :
1. Obat diare, daun arbei hutan sebanyak 30 gram dicuci bersih, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit disaring, diminum sama banyak tiga kali sehari.
2. Obat ambaien (wasir), akar arbei hutan sebanyak 15 gram direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, diminum sama banyak dua kali sehari pagi dan sore.
Kandungan Kimia :
Daun dan akar arbei hutan mengandung saponin, flavonoida, dan tanin sedangkan buahnya mengandung vitamin c.



















Trevesia sundaica MIQ (Burang)
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Apiales
Suku : Araliaceae
Marga : Trevesia
Jenis : Trevesia sundica gbr. Trevesia sundica MQ (Burang)
Nama umum : Burang
Nama Daerah : Panggang, panggang cucuk, panggangan (Sunda), Borang, Gorang (Jawa)
Deskripsi
Habitus : Perdu, tahunan, tinggi 3-10 cm.
Batang : Berkayu, bulat, tegak, muda berduri tempel, tua tak berduri, percabangan simpodial, warna hijau.
Daun : tunggal, berseling, bulat, menjari, berwarna hijau, tangkai daun bulat dengan panjang 2,5-25 cm warna daun hijau.
Bunga : majemuk, bentuk malai, ketiak daun. Kelopak banyak dan duduk ditengah bunga, mahkota tepas, halus, panjang 2-3 cm, berwarna putih.
Buah : berbentuk elips, diameteer 1,5 cm, bertangkai panjang dan berwarna coklat.
Biji : bening dan berbentu ginjal.
Akar : tunggang, dan berwarna coklat.
Khasiat : Daun tanaman ini berkhasiat sebagai obat penambah nafsu makan. Untuk penambah nafsu makan dipakai ± 25 gram daun Trevesia sundica, dicuci lalu dimakan sebagai lalapan.
Kandungan kimia : daun dan akar tanaman Terevesia sundica mengandung saponin, disamping itu akar dan batangnya mengandung polifenol, serta mengandung alkaloida.




Hisbiscus shizopetalus (Mast) Hook. F. ( Wora-wari gantung)
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Malvales
Suku : Malvaceae
Marga : Hisbiscus
Jenis : Hisbiscus shizopetalus (Mast) Hook.f
Nama umum : Wora-wari gantungng gbr. Hisbiscus shizopetalus (Mast) Hook.f
Nama daerah` : Wora-wari gantul, Wora-wari gantung ( Jawa Tengah)
Deskripsi
Habitus : perdu, menahun, tegak semu sedikit merunduk tinggi 2-3cm
Batang : Bulat, diameter 5-10 cm, percabangan rapat, permukaan kasar warna coklat kehitamam.
Daun : Tunggal duduk menyebar, berseling, mempunyai daun penumpu, tangkai silindris, panjang 3-5 cm warna coklat keunguan dengan bentuk daun oval sampai lonjong, panjang 3-5 cm lebar 3-5 cm unjung dan pangkal daun runcing, tepi bergelombang berlekuk dua, pertulangan daun menyirip, dan warna permukaan daun hijau.
Bunga : tunggal, diketiak daun, berkelamin ganda, kelopak berbnetuk tabung, ujung bercangap lima, berwarna hijau, benang sari dan putik menjuntai tersusun dalam tangkai yang panjangnya 5-8 cm, warna merah duduk ditengah cawan bunga, bakal buah menumpang, mahkota berlepasan bentuk tidak simetris, halus, panjang 5-10 cm warna merah.
Buah : Bentuk bulat telur dengan ujung yang meruncing, permukaan kasar dengan panjang 1-2 cm dan berwarna hijau.
BIji : bentuk lanset, kecil berjumlah banyak, dan berwarna coklat
Akar : Tunggang, dengan warna putih kehitaman
Ekologi dan penyebaranya :
Merupakan tumbuhan yang umum dibudidayakan dipinggir-pinggir jalan, kebun atau sebagai pagar. Tumbuh dari datatran rendah sampai menengah dari ketinggian 200-300 m diatas permukaan laut, berbunga dari bulan juni-september. Waktu panen yang tepat apri-mei.
Bagian yang digunakan :
Daun dan bunga dalam keadaan segar dan dalam keadaan kering.
Kegunaaan : Astrigent, anti radang, dan pencahar.
Khasiat dan pemanfaatan : Obat sakit perut, bunga wora-wari gantung segar sebanyak 30 gram, dorebus dengan 200ml air direbus sampai mendidih, setelah didinginkan diminum dua kali sehari pagi dan sore sama banyak
Kandungan Kimia : Daun dan bunga wora-wiri gantung mengandung saponin, kardenolin dan flavonoid, serta daun mengadung alkaloid



























Celrondendron squamatum Vahl (Bunga pagoda)
Kalsifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Solanales
Suku : Verbenaceae
Marga : Clerondendron gbr. Celrondendron squamatum Vahl
Jenis : Celrondendron squamatum Vahl
Nama umum : Bunga pagoda
Bahasa daerah : Bunga panggil, Bunga Plun (Sumatera), Bunga pagoda (Jawa)
Deskripsi
Habitus : Semak, tahunan tinggi 1-2 m
Batang : Tegak, bulat, sedikit bercabang putih kehitaman.
Daun : Tunggal, berseling, bentuk jantung, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal bertoreh dalam, panjang 15-30 cm, lebar 10-25 cm, pertulangan melangkung, permukaan kasar, dan berwarna hijau.
Bunga : majemuk, bentuk payung, terletak di ujung batang atau cabang, tangkai silibdris, kelopak berbentuk corong bercanganp, lima helai, benang sari dan putik memanjang keluar dari tabung mahkota, mahkota berbentuk tabung ujung bercangap lima, panjang 5-10 mm berwarna oranye.
Buah : Kotak, beruang tiga atau empat, diameter ± 1 cm ungu.
Biji : Bulat telur, permukaan beralur jala, berwana putih
Akar : Tunggang, puth, kotor.
Khasiat : Daun Celrondendron squamatum Vahl berkhasiat sebagai obat radang, haid tidaj teratur, dan untuk tekanan darah tinggi.
Untuk obat radang dipakai ± 5 grram daun segar Celrondendron squamatum , direbus dengan tiga gelas air selama 15 menit, kemudian disaring, dan hasil saringan diminum dua kali sehari pagi dan sore sama banyak.
Kandungan Kimia :
Daun, bunga, dan batang Celrondendron squamatum mengandung saponin dan polifenol. Disamping itu daun dan batangnya mengandung alkaloida dan favonoida.




Clausena anisum-Olens Merr (adas anis)
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rutales
Suku : Rutaceae
Marga : Clausena gbr. Clausena anisum-Olens Merr (adas anis)
Jenis : Clausena anisum-Olens Merr
Nama umum : Adas anis
Nama Daerah : Adas anis (Jawa)
Deskripsi
Habitus : Perdu, tegak tinggi 2-4cm
Batang : Bulat, sedikit bercabang, permukaan kasar berwarna hitam.
Daun : Majemuk, menyirip ganjil, duduk berseling, anak daun berbentuk lonjong sampai lanset, tidak simetris, ujung dan pangkal runcing, tepi bergelombang, panjang 5-8 cm lebar 2-8 cm, petulangan menyirip tegas, permukaan licin, warna hijau mengkilat jika diremas berbau harum menyerupai buah adas.
Bunga : Majemuk, letak di terminal, ketiak daun, berbentuk malai, bunga sempurna kelopak berbentuk cawan, ujung lepas, runcing hijau, mahkota berlepasan berbagi lima, berbentuk sedok, ujung tumpul tebal, duduk mengelilingi cawan bunga putik duduk diatas bakal buah warna putih gading.
Buah : Bulat, tunggal, diameter 3-5 mm, lunak, dan berwarna putih kekuning-kuningan.
Biji : Bentuk bulat telur, keras, berwarna puith kekuningan.
Akar : Tunggang berwarna putih kehitaman.
Bagian yang digunakan :
daun dalam keadaan segar atau daun yang telah dikeringkan
Kegunaan :
Penghangat badan, anti radang dan antiseptik.
Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat sakit paerut, daun adas anis sebanyak 30 gram, direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama lima menit, disaring dann setelah dingin diminum sekaligus.
2. Obat sakit kepala (Pusing), Daun adas anis segar sebanyak 60 gram, direbus dengan air 400 ml selama `15 menit, disaring dan diminum dua kali sehari pagi dan sore.Kandungan Kimia :Daun adas anis mengandung alkaloida, flavonoid, polifenol, da minyak atsiri.






























Pitchecollobium dulce (Roxb) Benth.(Asam landa)

Kalsifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Resales
Suku : Leguminase
Marga : Pithecollibium gbr. Pitchecollobium dulce (Roxb) Benth. (Asam landa)
Jenis : Pitchecollobium dulce (Roxb) Benth.
Nama umum : Adas anis
Nama daerah : asam karanji (sunda), Asem landa (Jawa)
Deskripsi
Habitus : pohon, ti nggi ± 10 m.
Batang : Tegak, bulat, berkayu, berduri, percabangan simpodial, hijau keputih-putihan.
Daun : Majemuk, lonjong, menyirip berhadapan, Panjang ± 2,5 cm, Lebar ± 1cm, tepi rata ujung dan pangkal tumpul, tangkai bulat, panjang ± 1 cm hijau keunguan.
Bunga : Majemuk, diujung batang, tangkai bulat, panjang 1-1,5 cm, hijau keputih-putihan, kelopak berbentuk terompet hijau keputih-putihan, benang sari bertangkai bulat panjang± 1 cm, jumlah banyak berwarna putih, pipih panjang 0,5 -0,8 cm, mahkota lonjong merah.
Buah : Polong, lonjong, hijau keputih-putihan
Biji : Bulat, pipih, hitam.
Akar : Tunggang, pipih.
Khasiat : daun Pitchecollobium dulce berkhasiat sebagai obat sariawan, untuk obat sariawan dipakai ± 2 gram daun muda Pitchecollobium dulce, dikunyah-kunyah sampai halus, biarkan 1-2 menit didalam mulut, kemudian ampasnya dibuang.
Kandungan Kimia :
Daun dan batang Pitchecollobium dulce mengandung saponin dan flavonoida, selain itu batang dan kulit batangnya juga mengandung tanin.

Allium cepa (Bawang merah)
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Allium
Jenis : Allium cepa gbr. Allium cepa
Nama umum : Bawang merah
Nama daerah : Brambang (Jawa), bawang abang mirah (Aceh), Pia (Batak karo) Bawang abang (palembang),
Deskripsi
Habitus : Herba, semusim, Tinggi 40-60 cm.
Batang : Tidak berbatang berumbi lapis merah keputih-putihan, berlobang, berbentuk lurus, ujung runcing, tepi rata, panjang ± 50 cm, lebar 0,5 cm, menebal dan berdaging serta mengandung persedian makanan yang terdiri atas subang yang dilapisi daun sehingga menjadi umbi lapis, hijau.
Daun : Tunggal, memeluk umbi lapis
Bunga : Majemuk berbentuk bongkol, bertangkai silindris, panjang ± 40 cm, hijau, putik menancap pada dasar bunga , mahkota berbentuk bulat telur, ujung runcing, tengahnya bergaris putih.
Buah : Batu, bulat, dan berwarna hijau.
Biji : segitiga, berwarna hitsm.
Akar : Serabut , berwarna putih.
Khasiat : umbi lapis Allium cepa selain sbagai bumbu, juga bermanfaat sebagai obat. Diantaranya adalah sebagai penurun panas dipakai ± 20 gram Umbi lapis Allium cepa, diparut, hasil parutan dicampur dengan 1 sendok makan minyak kelapa, dab dibalurkan dibadan







Averrhoa bilimbi L (Belimbing Wuluh)
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Graniales
Suku : Oxalidaceae
Marga : Averrhoa
Jenis : Averrhoa bilimbi L gbr. Averrhoa bilimbi L (Belimbing wuluh)
Nama umum : Belimbing wuluh
Nama daerah : Belimingk Tunyuk (Dayak), Limeng (aceh), Balimbing (Sunda).
Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi 5-10 m
Batang : Tegak, bercabang-cabang, permukaan kasar, banyak tonjolan, hijau kotor.
Daun : Majemuk, menyirip anak daun 25-45 helai, bulat telur, ujung meruncing, pangkal membulat, panjang 7-`10 cm , lebar 1-3 cm. bertangkai pendek, pertulangan menyirip, hijau muda/hijau.
Bunga : Majemuk, brntuk malai, pada tonjolan batang dan cabang mengantung, panjang 5-20 cm, kelopak ± 6 mm merah daun mahkota bergandengan bentuk lanset , ungu.
Buah : Bulat, pnjang 4-6 cm, hijau kekuningan.
Biji : Lanset atau segitiga, saat masih muda berwarna hijau namun setelah tua berwarna kuning kehijauan
Akar :Tunggang, Coklat kehitaman.
Khasiat
Bunga Averrhoa bilimbi berkhasiat sebagai obat batuk, buahnya berkhasiat sebagai obat sariawan dan daunnya berkhasiat sebagai obat encok, obat penurun panas da obat gondok.
Untuk obat batuk dipakai bunga segar Averrhoa bilimbi ±11 gram lalu diberi gula jawa ± 5 gram, direbus dengan satu gelas air selama 15 menit, disaring, kemudian sehari dua kali pagi dan sore sama banyak.
Kandungan kimia : Daun buah dan batang Averrhoa bilimbi terdapat saponin da flavonoida disamping itu daunya juga mengandung tanin dan batangnya mengandungalkaloida dan polifenol.

Zinger purpureum Roxb.(Bengle)
Sinonim : Zingiber cassumunar Roxb.
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zngiberceae
Marga : Zingiber gbr. Zinger purpureum Roxb.(Bengle)
Jenis : Zinger purpureum Roxb.
Nama dagang : Bengle
Nama daerah : Bang as (Dayak), Bale( Makasar), pangisi (Sunda)
Deskripsi
Habitus : Herba, semusim, tinggi 1-1,5 cm
Batang : Semu, Hijau
Daun : Tunggal, lonjong, tipis, pangkal tumpul, ujung runcing, tepi rata,berbulu, panjang 23-25 cm, lebar 20-25 cm, pertulangan menyirip, berwarna hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk tandan, diujung batang, panjang 5-10 cm. lebar 4-5 cm, ujung bersegi, hijau kemerah-merahan.
Akar : Serabut, Putih kotor.
Khasiat : Rimpang Zinger purpureum berkhasiat sebagai obat demam, obat sakit perut, obat sembelit, Obat masuk angin, obat cacing dan obat encok.
Untuk obat demam, ± 15 gram rimpang segar Zinger purpureum dicuci, kemudian diparut, diperas, ditambah ½ gelas air panas dan dua sendok makan madu, diminum dua kali sehari sama banyak pagi dan sore.
Kandungan kimia : Rimpang Zinger purpureum mengandung saponin dan flavonoidadisamping minyak atsiri.





Aneilema malabaricum (L) Merr (Brambangan)
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Bromoliales
Suku : Commelinaceae
Marga : Aneilema gbr. Aneilema malabariricum (L) Merr (Brambangan)
Jenis : Aneilema malabariricum (L) Merr
Nama umum : Brambangan
Nama Daerah : Gewor (sunda), Brambangan (Jawa), Djeboran (Madura)
Deskripsi
Habitus : Herba, semusim, membentuk stolon, panjang 10-50 cm.
Batang : Menjalar dan merambat, bulat, berwarna hijau keunguan.
Daun : Tunggal, roset akar, berseling, bentuk pita, panjang 3-15 cm, lebar 1-3 cm, tepi rata pertulangan sejajar.
Bunga : Majemuk, di ujung batang atau ketiak daun, terdiri dari 2-3 cabang, benang sari 6 buah, mahkots tiga helai berwarna ungu atau biru.
Buah : Kotak,Lonjong, Panjang 0,4-0,6 cm, berwarna hijau.
Biji : Lonjong, keras dan berwarna coklat.
Akar : Serabut Putih.
Khasiat : Herba Aneilema malabaricum berkhasiat untuk pelancar air seni.
Untuk memperlancar air seni dipakai ± 10 gram herba segar Aneilema malabaricum , kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas selama 15 menit, disaring dan hassil saringan diminum sekalius.
Kandungan Kimia : Daun Aneilema malabaricum mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.






Galinsoga parviflora Cav. (Bribli)

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Asterales
Suku : Compositae
Marga : Galinsoga
Jenis : Galinsoga parviflora Cav. Gbr. Galinsoga parviflora Cav. (Bribli)
Nama umum : Bribli
Nama daerah : Jakut minggu (Sunda), Bribli (Jawa tengah) Bakatombaran (Madura)
Deskripsi
Habitus : Semak, Semusim, tinggi 30-60 cm
Batang : Tegak , lunak,bulat, beruas-ruas, bercabang, berwarna hijau.
Daun : Tunggal, berhadapan, duduk pada tiap bukubulat telur, ujungmeruncing, tepi bergerigi, pangkal runcing, pertulangan menyirip, panjang 3-5,5 cm, lebar 1,5-3,5 cm, berwarna Hijau.
Bunga : Bongkol, bulat, di ujung batang, kelopak bentuk mangkok, ujung bertaju, berwarna hijau, ujung benang sari kuning,benang sari lepas, ujung putik bercabang dua, berwarna kuning, mahkota terdiri dari lima helai daun mahkota, berwarna putih.
Buah : Keras dan berbulu, serta berwarna ungu.
Biji : Kecil, Pipih dan berwarna hitam.

Khasiat : Herba Galinsoga parviflora berkhasiat sebagai peluruh air seni
Untuk peluruh air seni dipakai ± 150 gram herba segar Galinsoga parviflora dicuci kemudian dikukus selama 15 menit, setelah dinngin kemudian dimakan sekaligus
Kandungan Kimia : Herba Galinsoga parviflora mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.





Phaseolus vulgaris L. (Buncis)
Kalsifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Resales
Suku : Papilionaceae
Marga : Phaseolus gbr. Phaseolus vulgaris L. (Buncis)
Jenis : Phaseolus vulgaris L.
Nama umum : Buncis
Nama Daerah : Kacang buncis (Sunda), Boncis (Jawa)
Deskripsi
Habitus : Semak, menjalar, panjang 2-3 cm.
Batang : Tegak, Bulat, lunak, membelit, berwarna hijau.
Daun : Majemuk, lonjong, panjang 9-13 cm. lebar 5-9 cm. berambut, ujung meruncing, pangkal membulat, tepi rata, pertulangan menyirip, tangkai persegi, beranak daun hijau tua.
Bunga : Majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, tangkai panjang ± 5 cm, hijau keunguan, kelopak berbentuk segitiga, berambut, panjang 2-3 cm, mahkota berbentuk kupu-kupu, ungu, benang sari berlekatan, putik berambut, dan berwarna ungu.
Buah : Polong, Panjang ± 10 cm, masih muda hijau kekuningan setelah tua akan berubah menjadi coklat.
Biji : Lonjong, Mengkilat,permukaan licin dan berwarna putih.
Akar : tunggang, Kuning Kotor.
Khasiat : Buah Phaseolus vulgaris berkhasiat sebagai peluruh air seni dan daun mudanya untuk menambah zat besi
Untuk peluruh air seni, dipakai ± 50 gram buah segar dari Phaseolus vulgaris, dicuci dan dikukus sampai matang. Dan dimakan sebagai lalp atau teman nasi.
Kandungan Kimia : Buah, daun, batang, Phaseolus vulgaris mengandungnsaponin dan polifenol, selain itu daunnya juga menngandung flavonoida.





Ulium brownii F.E Brown (Bunga lili)

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Alismatales
Suku : Liliaceae
Marga : Llilium
Jenis : Ulium brownii F.E Brown gbr. Ulium brownii F.E Brown (Bunga Lili)
Nama umum : Bunga lili
Nama daerah : Bunga lili (Jawa)
Deskripsi
Habitus : Herba, setahun, tinggi 50-100 cm
Batang : Tegak, masif, bulat, pada permukaan terdapat bekas duduk daun, dan berwarna hijau.
Daun : Tunggal, berseling, lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 10-15 cm, lebar 2-3 cm, pertulangan daun sejajar, licin dan berwarna hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk payung, terdiri dari 3-5 bunga, terdapat daun penumpu di setiap tangkai bunga, benang sari 6, kepala putik terbelah tiga, berwarna putih, dasar bunga berlekatan, ujung lepas dan berwarna putih terdiri dari enem helai.
Buah : Kotak, Beruang Tiga, terdapat banyak biji, panjang 1-2 cm, masih muda hijau, setelah tua hitam.
Bulat : bulat pipih, berwarna hitam.
Akar : Serabut, membentuk umbi, putih kekuningan.
Khasiat : Umbi Ulium browni F.E Brownii, ,berkhasiat sebagai obat batu kering, batuk influensa dan juga jamu untuk demam. Untuk obat batuk kering, dipakai ± 15 gram umbi Ulium brownii yang sudah kering lalu ditumbuk halus dan diseduh dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring, diminum sekaligus dua kali sehari pagi dan sore
Kandungan Kimia Daun dan umbi Ulium brownii mengandung alkaloida, saponin dan polifenol, disamping itu umbinya juga mengandung flavonoida.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Curcuma Domestica. http://www.portal-iptek.com. Diunduh tanggal 5 juni 2009.
Anonim. 2006. Kurkumin. http://www.wikipedia.org. diunduh tanggal 5 juni 2009.
Anonim.2007. Katalog Dalam Terbitan Ramuan Tradisional. Jakarta: Agromedia Pustaka
Prawirosujanto. 1997. Materia Medika Indonesia. jilid I. 47–52. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Sinaga, E. 2002. Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat Indonesia Curcuma
Domestica. http://www.iptek.apjii.unas.or.id. diunduh tanggal 5 juni 2009.

Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
\

AYAH KAMI KINI TAU SIAPA KAU...

Knpa kebxakan dari qta lbih dekat dgn ibu d bndingkan ayah?

Karna ibu lah yg sering memperhatikan qta?

V tau kh kalau sbnarx ayahlh yg menxuruh ibu untuk menaxakn apa yg kita lakukan hari ini.

Karna ibu bxk memberi kelonggaran trhdap aturan yg d buat oleh ayah?

V tau kh qta, sbnarx ayah membwat aturan itu untuk menjaga qta, karna ia mengang"ap kita adalah hal yg paling berharga bagix d dunia ne.

Karna lebih mudah untuk meminta ijin keluar mlm pada ibu di bndingkan pada ayah?

V tau kh qta, sebelum qta sampai d rumah ayah menung"u smbil mengurut dada menghawatirkan qta.

Karna ibu jarang marah saat kita pulang jalan mlm2.?

V tau kh qta, marahx seorg ayah karna ia takut dan khwatir pada qta. Padahal ia ingin memeluk qta dan mengtakan selamat datang d rmh nak.

Karna ibu lebih mudah memberikan barang pada qta..?

V tau kh qta, dngan bnting tulang, tak peduli akan rasa lelah ayah berkerja dan bertekad agar kita tidak kekurangan satu hal pun.

Karna ibu akan meneteskan air mata saat melepaskan kepergian qta?

V tau kh qta, sebenarx ayah ingin menangis seperti ibu, namun ia haxa akan mengusap air matax dan menepuk bahu kita sembari membri nasihat2. Yg sbenarx ia ingin memeluk dan mendekap qta erat..

Karena ibu yg mexemangati kita pada saat pengumuman kelulusan..?

V tau kh qta org yg pertama kali bangkit dan bertepuk tangan mexambut qta adalah AYAH.

Karna ibu lebih hangat mxambut pacar qta saat dtng kerumah.?

V tau kh qta, di balik sifat cuekx ayah, ia mengintip qta, sambil berdoa semoga qta selalu bahagia..

Sa"t qta duduk d pelaminan, ibu akan setia duduk d samping qta?

V tau kh qta, ayah lari kebelakang sembari meneteskan air mata dan berdoa " ya Tuhan, terima kasih anak q telah mendapat jodoh, dan tugas q pun telah selesai. Buat lh ia akan selalu bahagia dgn org yg dia pilih"


Sa"t qta pergi meningalkan rumah untuk ikut suami atau istri kita berkerja.

Ayah akan selalu bediri d dpan pintu untuk menung"u qta datang bersama cucux.

Kenapa ayah bersifat keras pada qta?

Karna ayah adalah kepala keluarga yg harus selalu trlihat kuat dan karna ayah tak mau berpisah dari qta..

Mulai skrg, bila qta takut, jgn haxa berteriak... Ibuuuu!!!

V berteriak lah dgn kuat memang"il...
Ayaaaah....
Karna ayah adalah manusia terkuat d muka bumi ini.

Bisnis Kopi... wkwkwkwk mau coba???

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menimba ilmu di bangku kuliah tidaklah cukup untuk melengkapi pengetahuan yang kita terima jika tidak di dukung dengan praktek kerja di lapangan. Mahasiswa diharuskan untuk dapat menerapkan ilmu yang diterima dan mengaplikasikannya kepada perusahaan yang sinergis dengan bidangnya. Sekarang pembangunan Indonesia menuntut agar mahasiswa harus memiliki intelegensi tinggi dan meningkatkan profesionalisme agar dapat masuk ke dalam persaingan pasar kerja dan memanfaatkan peluang yang ada. Oleh karena itu perlu diadakan praktek kerja lapangan yang mampu mengasah keterampilan mahasiswa sesuai dengan keahlian profesinya masing-masing.
Kopi merupakan hasil perkebunan Indonesia. Industri penggilingan kopi merupakan suatu proses pengolahan yang sesuai dengan bidang ilmu Teknologi Hasil Pertanian. Mengingat kopi sangat digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan, jadi akan sangat berguna bila mengetahui metode-metode dalam membuat kopi bubuk.
Tempat dilakukannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan sebuah industri kecil yang memproses biji kopi menjadi kopi bubuk dengan peralatan, fasilitas, maupun pekerja yang kurang memadai. Sehingga banyak terdapat masalah-masalah selama proses pembuatan kopi bubuk tersebut. Dengan adanya pelaksanaan PKL di industri kopi bubuk tersebut, maka diharapkan dapat memberikan solusi atau pemecahan terhadap masalah-masalah yang terjadi atau bahkan dapat membantu pemilik perusahaan maupun perkerja untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Kopi bubuk merupakan minuman yang sangat umum dan tersebar luar di sekitar kita. Kopi memiliki kafein yang merupakan zat yang dapat menyebabkan kecanduan dan menimbulkan efek negatif bagi tubuh. Namun walaupun seperti itu, tetap banyak orang yang mengkonsumsi kopi dan biasanya konsumen kopi kebanyakan berasal dari orang-orang yang telah berumur. Kini kopi bubuk terdapat dalam banyak jenis dan ditambahkan berbagai macam rasa serta bahan lain seperti susu, cream, coklat, mocca, dan bahan lainnya. Sehingga sekarang penikmat minuman kopi tidak hanya dari kalangan orang tua, anak-anak muda pun banyak yang mulai mengkonsumsi kopi yang rasanya beraneka ragam.
Dari segi kualitas, kopi bubuk yang diproduksi pada perusahaan ini belum memiliki kualitas yang cukup baik dibandingkan kopi-kopi bubuk yang banyak beredar di pasaran. Hal ini dikarenakan banyak hal antara lain, bahan baku, kemasan, teknik pengemasan, dan banyak hal lainnya. Hal-hal tersebut akan dibahas dalam laporan ini sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas kopi bubuk agar dapat menyamai kopi bubuk lain yang beredar di pasaran.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik-teknik pembuatan kopi bubuk pada industri skala kecil serta untuk mengetahui bahan dan alat yang digunakan.
2. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam perusahaan dan berusaha untuk mencarikan solusinya.
3. Menambah wawasan mengenai industri-industri yang ada di Samarinda.
4. Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk dapat melihat dan terlibat permarket mempersiapakan diri sebelum turun kedalam dunia kerja.
1.3 Manfaat
1. Mengetahui teknik-teknik pembuatan kopi bubuk pada industri skala kecil serta untuk mengetahui bahan dan alat yang digunakan.
2. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam perusahaan dan memberikan solusinya sehingga menjadi lebih baik.
3. Wawasan mengenai industri-industri yang ada di Samarinda lebih banyak.
4. Mendapatkan pengalaman kerja yang berguna setelah masuk ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya.


II. KEADAAN UMUM INDUSTRI
Industri kopi yang dinamakan ”Kopi Roni” ini berdiri sejak tahun 1982. Pendiri industri ini bernama Pak Sapuan. Nama Kopi Roni berasal dari nama anak pemilik industri ini.
Industri kopi ini terletak di Jalan Pahlawan Gang tiga sekaligus tempat tinggal pemilik industri. Luas keseluruhan dari industri kopi bubuk ini yaitu 12x21 m2. Bangunan ini memiliki 4 ruangan yaitu ruang penyimpanan bahan baku baik yang belum disangrai maupun yang telah disangrai, ruang penyangraian, ruang penggilingan, dan ruang pengemasan yang berfungsi sekaligus sebagai tempat penyimpanan kopi bubuk yang telah dkemas dan siap dipasarkan. Pada ruangan penyangraian terdapat lubang pada atap yang berfungsi sebagai cerobong untuk mengeluarkan asap hasil dari penyangraian. Lubang tersebut berukuran kurang lebih 1x1 m2 dan terletak tepat diatas drum tempat biji kopi maupun jagung disangrai. Hal ini cukup membantu karena asap yang dihasilkan langsung keluar ruangan dan tidak memenuhi ruangan didalam yang dapat membahayakan pekerja maupun penghuni rumah, mengingat industri ini sekaligus sebagai tempat tinggal keluarga pemilik perusahaan.
Industri ini memiliki dua orang karyawan yang merupakan keluarga dari pemilik perusahaan. Pada saat itu industri ini telah memiliki kerjasama yang baik dengan anggota keluarga mereka yang ada di sangata dan samboja sehingga dibuka cabang industri kopi bubuk ini di sana yang dijalankan oleh keluarga. Industri ini merupakan perusahaan keluarga dimana karyawan serta orang yang bekerjasama dengan mereka telah terjalin komunikasi yang cukup baik.
Proses penggilingan kopi bubuk ini pada awalnya masih manual yaitu dengan menggunakan gilingan kecil. Pertama-tama biji kopi disangrai dengan menggunakan mesin manual berupa drum yang diputar menggunakan tangan. Di bawah drum tersebut terdapat tumpukan kayu bakar yang digunakan untuk memanaskan drum sehingga dapat menyangrai biji kopi yang ada di dalam drum. Pada awal mula industri ini berdiri, bubuk kopi yang dihasilkan murni dari biji kopi dan tidak dilakukan pencampuran dengan jagung. Setelah biji kopi disangrai maka dilakukan proses penjualan secara berkeliling dengan membawa mesin penggiling yang kecil dan manual. Biji kopi digilling sesuai dengan pesanan pembeli pada saat itu.
Selang 2 tahun setelah berdirinya industri kopi bubuk ini, baru menggunakan mesin penggiling yang menggunakan mesin diesel sehingga memerlukan bahan bakar solar dalam penggunaannya.
Industri ini telah memiliki ijin usaha, antara lain:
1. No SIUP 1173/17-01/PK/1/89/P.I
2. NPWP 6.363.412.5-56
Golongan usaha industri ini termasuk ke dalam perusahaan dagang kecil. Bidang usaha yang dijalankan adalah proses produksi sekaligus perdagangan barang. Jenis kegiatan usaha yaitu perdagangan dalam negeri. Selain itu industri ini telah memiliki label halal dengan nomor 10120000081007.

III. MENGENAL BAHAN BAKU
3.1 Kopi
Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Sejak jaman Hindia Belanda sampai saat ini, Indonesia menjadi negara produsen kopi terbesar ke empat setelah Brazil, Kolombia dan Vietnam. Sebelumnya posisi Indonesia berada pada posisi ketiga.
Tanaman kopi jika dibiarkan tumbuh terus dapat mencapai ketinggian 12 m dengan pencabangan yang rimbum dan tidak teratur. Hal ini akan menyebabkan tanaman terserang penyakit, tidak banyak menghasilkan buah dan sulit dipanen buahnya. Untuk mengatasi hal itu, perlu dilakukan pemangkasan pohon kopi terhadap cabang-cabang dan batang-batangnya secara teratur. Tanaman kopi berbunga tidak serentak dalam setahun, kadang–kadang tiga sampai empat kali atau terus sepanjang tahun oleh sebab itu ada beberapa cara pemetikan: a) secara Selektif ialah pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak; b) secara setengah selektif ialah dilakukan pemetikan terhadap dompolan buah yang masak; c) secara Lelesan merupakan pemungutan terhadap buah kopi yang gugur karena terlambat pemetikan biasanya rendah mutunya; d) secara Rajutan merupakan pemetikan terhadap semua buah baik yang masih hijau biasanya pada pemanenan akhir.
Tanaman kopi yang terawat dengan baik dapat mulai berproduksi pada umur 2,5 - 3 tahun tergantung dari lingkungan dan jenisnya. Di Indonesia terdapat dua jenis tanaman kopi yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta. Kopi arabika merupakan kopi tradisional yang memiliki aroma khas dan dianggap paling enak rasanya. Kopi arabika di Indonesia umumnya ditanam petani di Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Bali, dan Nusa Tenggara Timur. Petani-petani penanam kopi arabika mendapat penghasilan lebih baik karena produksi dunia tidak melimpah seperti kopi robusta. Dengan sendirinya harga kopi itu pun stabil. Sedangkan kopi robusta merupakan kopi yang pada umumnya dijual di pasaran. Kopi robusta mengandung kafein dalam jumlah yang cukup tinggi dibanding dengan kopi arabika. Kopi robusta di tanam pada daerah-daerah dimana kopi arabika tidak dapat tumbuh sehingga harga kopi robusta lebih murah karena mudah didapat dan dijadikan pengganti kopi arabika.
Pada proses pembuatan kopi bubuk sudah tentu yang menjadi bahan baku adalah biji kopi kering. Namun dikarenakan harga kopi yang meningkat sehingga para pengusaha kopi yang pada umumnya merupakan usaha menengah ke bawah mencampur kopi dengan jagung untuk menurunkan biaya produksi. Pencampuran dilakukan sesuai dengan pesanan yang diterima. Perbandingan antara kopi dan jagung antara lain 1:2, 1:1, atau bahkan kopi murni tergantung pesanan.
Kopi dijual dalam bentuk biji-biji kering yang sudah terlepas dari daging dan kulit arinya yang disebut Beras Kopi. Tanaman kopi robusta dapat berproduksi mulai dari 2,5 tahun, sedangkan arabika pada umur 2,5 - 3 tahun. Jumlah kopi yang dipetik pada panen pertama relatif masih sedikit dan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya umur tanaman sampai mencapai puncaknya pada umur 7 - 9 tahun. Pada umur puncak tersebut produksi kopi dapat mencapai 9 - 15 kuintal beras kopi/ha/tahun untuk kopi robusta dan 5 - 7 kuintal beras kopi/ha/tahun untuk kopi arabika. Namun demikian, bila tanaman kopi dipelihara secara intensif dapat mencapai hasil 20 kuintal beras kopi/ha/tahun.Ada dua cara untuk mendapatkan beras kopi, yakni pengolahan kering (Dry Process) dan pengolahan basah (Wet Process). Pengolahan Kering Yaitu: hasil panenan langsung dijemur 10 - 15 hari dengan melakukan pembalikan agar biji kering benar, lalu disimpan sebagai biji gelondong. Pada saat dijual kopi gelondong dilepas kulit tanduknya serta arinya. Pengolahan kering dianggap selesai bila:
a. Kadar air 13%.
b. Kadar kotoran berupa ranting batu, gumpulan tanah, dan benda asing lainnya 0,5 %.
c. Bebas dari biji yang berbau busuk, berbau kapan dan bulukan.
d. Bebas dari serangga hidup.
e. Biji tidak lolos ayakan ukuran 3 x 3 mm.
f. Biji ukuran besar tidak lolos ayakan ukuran 5,6 x 5,6 mm.
Pengolahan Basah Yaitu: Buah Kopi dipetik kemudian ditumbuk atau dikupas dan dicuci. Setelah itu dikeringkan, selanjutnya dipisahkan kulit tanduknya dan kulit arinya. Pengolahan basah dianggap selesai bila:
a. Kadar air 13%.
b. Kadar kotoran berupa ranting batu, gumpalan tanah dan benda asing lainnya 0,5 %.
c. Bebas dari serangga hidup.
d. Bebas dari biji yang berbau busuk, berbau kapang dan bulukan.
Budidaya kopi sebenarnya sudah dilakukan oleh petani sejak jaman penjajahan, tetapi pengelolaannya masih tetap tradisional. Kesalahan yang paling fatal yang umum dilakukan petani adalah pada fase pemetikan dan penanganan pasca panen, sehingga menghasilkan kopi mutu rendah.
Di hampir semua sentra produksi kopi, petani memetik buah kopi sebelum usia panen (petik hijau) dengan berbagai alasan seperti desakan kebutuhan hidup dan rawan pencurian. Kemudian saat penanganan pasca panen, penjemuran kopi umumnya dilakukan ditepi jalan atau tempat-tempat yang sanitasinya tidak memadai, sehingga terkontaminasi berbagai kotoran. Disamping itu, penjemuran yang dilakukan tidak dapat mencapai kadar air maksimum yang diizinkan yaitu 12,5%, sehingga biji kopi sering berjamur.
Lebih lanjut, alat pengupas kopi yang digunakan umumnya tidak memenuhi standar, sehingga biji kopi yang dihasilkan banyak yang pecah. Disamping itu, cara dan tempat untuk menyimpan hasil yang tidak memadai menyebabkan meningkatnya kadar kotoran dan kadar air. Akibatnya mutu biji kopi yang dihasilkan petani paling banter grade IV.
Penanganan pasca panen tersebut sulit diperbaiki karena tidak ada insentif harga, kopi bermutu baik dihargai hampir sama dengan kopi bermutu rendah. Petani merasa lebih untung menghasilkan kopi dengan mutu seadanya tanpa harus mengorbankan waktu dan biaya untuk memperbaiki mutu kopi yang mereka hasilkan. Jadi selama ada pasar yang dapat menyerap produksi mutu rendah, maka sulit diharapkan petani memperbaiki mutu kopinya.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perbaikan mutu kopi membutuhkan kerja keras terutama untuk mensosialisasikannya kepada jutaan petani kopi Indonesia dan tugas ini merupakan taruhan masa depan perkopian Indonesia. Apabila hal ini tidak ditangan secara tepat maka setelah tahun 2003, ekspor kopi Indonesia akan turun drastis dan pasar kopi domestik akan kelebihan penawaran yang pada gilirannya akan menurunkan harga kopi.
3.2 Jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Tanaman jagung di lahan kering merupakan tanaman penting karena 75% lahan kering di Jawa Timur pada musim penghujan ditanami jagung, dan untuk lahan sawah dalam pola tanam padi-padi palawija atau padi palawija-palawija, jagung merupakan prioritas untuk tanaman palawija disamping kedelai.
Permasalahan yang dihadapi petani jagung antara lain :
1) Penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi, baik yang bersari bebas maupun hibrida masih terbatas,
2) Di beberapa daerah khususnya pada lahan kering petani masih banyak yang menggunakan jarak tanam yang tidak teratur,
3) Pemupukan pada umumnya belum didasarkan atas ketersediaan unsur hara dalam tanah dan kebutuhan tanaman.
Umumnya petani memupuk dengan dosis yang beragam sesuai dengan kemampuan keuangannya masing-masing dan tidak diimbangi dengan pemupukan P dan K. Dengan penerapan teknologi usahatani jagung spesifik lokasi, meliputi penggunaan varietas unggul jagung bersari bebas atau hibrida, perbaikan cara tanam, pemupukan dengan cara dan dosis yang tepat, pengelolaan tanah sesuai kondisi lahan, pengendalian hama dan penyakit memberikan peluang untuk meningkatkan produktifitas jagung yang cukup tinggi.

IV. PROSES PRODUKSI
4.1 Proses Pembuatan Kopi Bubuk
Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada awal produksi, kopi bubuk yang dihasilkan berasal dari kopi murni. Pada waktu itu harga biji kopi kering masih murah dengan kualitas yang cukup baik ditinjau dari segi tekstur, rasa, maupun aroma khas kopi tersebut. Namun setelah beberapa tahun kemudian ditambahkan jagung kering untuk mengurangi pemakaian jumlah kopi yang harganya semakin mahal. Biji kopi kering dan jagung kering diperoleh di pasar segiri dari pedagang-pedagang. Pedagang-pedagang tersebut memperoleh biji kopi dari derah lain di luar kalimantan seperti sulawesi.
Kebutuhan kopi selama 1 minggu yaitu 100 kg sedangkan jagung dengan jumlah 2 ton selama 1 bulan. Penyangraian dilakukan secara bergantian. Setelah dilakukan penyangraian, jagung dan kopi yang telah digoreng tersebut dicampur menjadi satu dalam tempat pencampuran yang telah disediakan. Dalam proses pencampuran juga ditambahkan bumbu-bumbu yang digunakan untuk mempengaruhi aroma pada kopi bubuk yang akan dihasilkan sehingga aroma yang khas dan sedap. Perbandingan antara jagung dan kopi berbeda-beda sesuai dengan pesanan. Perbandingan pencampuran antara kopi dengan jagung antara lain 1:1, 1:2, dan kopi murni. Harga yang ditetapkan pun berbeda-beda.
Biji kopi kering yang baru diperoleh dari pasar disangrai sekaligus dengan kapasitas sekitar 100 kg biji kopi. Begitu pula dengan jagung. Hasil penyangraian baik kopi maupun jagung ditaruh dalam karung kosong yang telah disiapkan lalu disimpan sampai pada saat dilakukan penggilingan. Penggilingan dilakukan jika ada pesanan dari konsumen dan seperti biasanya pencampuran dilakukan sesuai dengan permintaan konsumen.
Setelah dilakukan penggilingan maka langsung dilakukan pengemasan dalam ukuran yang berbeda-beda. Untuk kemudian dipasarkan kepada konsumen baik dalam maupun luar daerah.

4.2 Diagram Alir

V. SARANA INDUSTRI
Sarana industri merupakan bagian penting dalam proses produksi. Jika terdapat kesalahan pada kerja mesin maupun operator mesin tersebut maka akan sangat berdampak negatif pada hasil yang akan diperoleh. Selain itu adanya cacat pada peralatan baik peralatan utama maupun perlatan pendukung akan menyebabkan proses produksi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pada industri kopi bubuk ini terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama yaitu peralatan yang paling utama dalam proses pembuatan kopi bubuk ini dan kelompok kedua adalah peralatan penunjang yang berfungsi sebagai pelengkap dalam proses produksi agar berjalan lebih efisien.
5.1 Peralatan Utama
Peralatan utama terdiri dari mesin penyangrai kopi dan mesin penggiling. Mesin penyangrai kopi menggunakan dinamo yang energinya berasal dari energi listrik. Sedangkan mesin penggiling menggunakan mesin diesel yang berbahan bakan solar. Berikut merupakan penjelasan lebih lengkap tentang perlatan utama yang digunakan dalam pembuatan kopi bubuk.
5.1.1 Mesin Penyangrai Kopi
Pada proses penyangraian biji kopi, mesin penyangrai yang digunakan memakai dinamo. Disaat industri kopi ini baru berdiri, mesin penyangrai biji kopi tersebut belum menggunakan dinamo sehingga penggunaannya secara manual. Setelah tahun 1990 baru digunakan dinamo pada mesin penyangrai. Dinamo ini bekerja untuk sistem otomatisasi pada mesin penyangrai. Prinsip kerjanya yaitu perubahan energi gerak menjadi energi listrik dimana energi listrik tersebut digunakan untuk memutar mesin penyangrai. Pemanasan dilakukan menggunakan kayu bakar yang ditaruh di bawah drum tempat kopi atau jagung disangrai. Pada saat akan dilakukan penyangraian maka kayu bakar tersebut dibakar sehingga menimbulkan energi panas.












Untuk lebih jelasnya, mesin penyangrai yang digunakan pada perusahaan kopi bubuk dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Mesin Penyangrai Kopi
5.1.2 Mesin Penggiling Kopi
Setelah dilakukan penggorengan terhadap kopi dan jagung, bahan tersebut digiling dimana sebelumnya telah dicampur antara jagung goreng dan kopi goreng dengan perbandingan tertentu sesuai dengan pesanan. Mesin penggiling tersebut dapat menggiling 100 kg bahan dalam sekali proses penggilingan. Mesin penggiling menggunakan mesin diesel dan solar sebagai bahan bakarnya. Motor diesel adalah salah satu dari tipe internal combustion engine (motor dengan pembakaran di dalam silinder), disini energi kimia dari bahan bakar langsung diubah menjadi tenaga kerja motor. Motor diesel menggunakan bahan bakar solar. Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reaksi kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar). Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung pada penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak. Pada umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.

Gambar 3. Mesin Penggiling
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut: tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.
Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua, yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang dianalisa dengan siklus dual dan motor diesel yang menggunakan sistim air injection yang dianalisa dengan siklus diesel.
Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada proses pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug), sedangkan pada motor diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga disebut compression ignition engine sedangkan motor bensin disebut spark ignition engine.
5.2 Peralatan Pendukung
Peralatan pendukung sangat diperlukan dalam proses produksi. Peralatn pendukung ini sangat membantu dalam proses pengemasan, meningkatkan mutu kopi bubuk, dan membantu agar proses produksi lebih efisien. Peralatan pendukung ini yaitu sealler, panci, tungku, dan tempat pencampuran.
5.2.1 Sealler
Sealler digunakan dalam proses pengemasan untuk mengepres plastik fleksibel yang dijadikan sebagai bahan pengemas. Sealler digunakan dengan menggunakan energi listrik yang akan diubah menjadi energi panas. Oleh karena itu dalam mengepres plastik tidak boleh terlalu lama ataupun terlalu panas karena akan merusak kemasan karena plastik fleksibel pada umumnya tidak tahan panas. Jika kemasan rusak maka bahan tersebut tidak layak untuk dijual sehingga dapat menimbulkan kerugian. Pekerja yang melakukan proses pengemasan biasanya perempuan. Berbeda dengan proses penyangraian dan penggilingan yang dilakukan oleh pekerja laki-laki karena membutuhkan tenaga yang cukup besar, pengemasan tidak memerlukan keahllian khusus.

Gambar 4. Sealler
5.2.2 Panci
Panci digunakan untuk merebus bumbu-bumbu yang ditambahkan dalam kopi maupun jagung setelah disangrai. Karena bumbu yang direbus banyak maka panci yang digunakan pun harus sesuai dengan kapasitas. Bumbu-bumbu tersebut terdiri dari jahe, mentega, gula, garam, dan merica. Panci yang digunakan dalam proses ini adalah panci yang berbahan dasar alumunium.
5.2.3 Tungku
Sama halnya dengan panci, kompor juga digunakan untuk memasak bumbu-bumbu yang akan ditambahkan pada kopi dan jagung yang telah disangrai. Di industri kopi bubuk KBA, perebusan bumbu tidak menggunakan kompor gas atau kompor yang menggunakan minyak tanah. Alat yang digunakan untuk merebus bumbu-bumbu tersebut berupa tungku yang menggunakan kayu bakar sehingga proses perebusan berlangsung lumayan lama. Pemasakan dilakukan sekitar 20 menit sebelum penyangraian selesai sehingga ketika dilakukan penghamparan bahan setelah disangrai langsung dapat diberi bumbu-bumbu yang telah selesai direbus. Diberikan pada waktu masih panas agar bumbu-bumbu tersebut cepat menyerap ke dalam kopi atau jagung.
5.2.4 Tempat Pencampuran
Tempat pencampuran yang digunakan terbuat dari kayu dengan besarnya sekitar 250 m x 150 m x 30 m. Tempat pencampuran ini dibuat sendiri dan kapasitasnya mencapai 200 kg. Tempat pencampuran ini ditaruh ditempat tertentu jika tidak digunakan agar tidak berdebu. Pencampuran dilakukan sebelum proses penggilingan. Perbandingan yang dipakai antara kopi dan jagung berbeda-beda. Mulai dari 1:2, 1:1, bahkan ada kopi yang tidak perlu dicampur dengan jagung dan biasanya kopi bubuk jenis ini lebih mahal dibanding jika dilakukan pencampuran. 
VI. SISTEM PENGEMASAN
Pengemasan merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi sekeliling yang tepat bagi bahan pangan dan dengan demikian membutuhkan pemikiran dan perhatian yang lebih besar daripada yang biasanya diketahui.
Kerusakan yang terjadi mungkin saja spontan, tetapi ini sering disebabkan keadaan di luar dan kebanyakan pengemasan digunakan untuk membatasi antara bahan pangan dan keadaan normal sekelilingnya untuk menunda proses kerusakan dalam jangka waktu yang diinginkan. Ini merupakan waktu dimana bahan pangan harus dijual dan dikonsumsi dan disebut sebagai daya awetnya. Jadi semua permasalahan yang berhubungan dengan pengemasan pangan, pertimbangan pertama harus tentang proses kerusakan dan pembusukan itu sendiri. Cara terjadinya kerusakan harus diteliti dan pengaruh cara distribusi seperti kondisi-kondisi transpor, penyimpangan dan penjualan pada tahapan mana kerusakan akan terjadi harus dapat diduga.
Menurut K.A. Buckle, dkk (1987) mengatakan bahwa pengemasan bahan pangan harus memperlihatkan lima fungsi-fungsi utama, yaitu sebagai berikut:
1. Harus dapat mempertahankan produk agar bersih dan memberikan perlindungan terhadap kotoran dan pencemaran lainnya.
2. Harus memberi perlindungan pada bahan pangan terhadap kerusakan fisik, oksigen, air, dan sinar.
3. Harus berfungsi secara benar, efisien, dan ekonomis dalam proses pengepakan yaitu selama pemasukan bahan pangan ke dalam kemasan. Hal ini berarti bahan pengemas harus sudah dirancang untuk siap pakai pada mesin-mesin yang ada atau yang baru akan dibeli atau disewa untuk keperluan tersebut.
4. Harus mempunyai suatu tingkat kemudahan untuk dibentuk menurut rancangan, dimana bukan saja memberi kemudahan pada konsumen misalnya kemudahan dalam membuka atau menutup kembali wadah tersebut, tetapi juga harus dapat mempermudah pada tahap selanjutnya selama pengolahan di gudang dan selama pengangkutan untuk distribusi. Terutama harus dipertimbangkan dalam ukuran, bentuk dan berat dari unit pengepakan.
5. Harus memberi pengenalan, keterangan dan daya tarik penjualan. Unit-unit pengepakan yang dijual harus dapat menjual apa yang dilindunginya dan melindungi apa yang dijual.
6.1 Bahan Pengemas
Pengemasan bahan pangan yang berupa bubuk banyak menggunakan plastik tipis. Istilah plastik tipis yang fleksibel (flexible films) termasuk bahan-bahan yang dibuat dari aluminium foil, kertas selulosa yang diregenerasi dan sekelompok polimer organik. Masing-masing dapat dibentuk dalam ukuran, komposisi kimia, struktur fisik dan sifat-sifat lain yang berbeda-beda. Dalam prakteknya, bahan-bahan tersebut jarang digunakan tersendiri, tetapi sering dalam bentuk stuktur berlapis terdiri dari dua atau lebih lapisan.
Plastik tipis terdiri dari berbagai jenis. Bahan pengemas yang digunakan dalam pengemasan kopi bubuk adalah plastik tipis fleksibel jenis polypropylene. Polypropylene lebih kaku, kuat, dan ringan daripada polyethylene, jenis plastik tipis yang merupakan volume terbesar dari plastik tipis berlapis tunggal (single film) yang digunakan dalam industri pengemasan fleksibel. Plastik polyprophylene memliki sifat daya tembus uap air yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Plastik tipis yang tidak mengkilap mempunyai daya tahan yang cukup rendah terhadap suhu tetapi bukan penahan gas yang baik (Buckle dkk, 1987).
Produsen kopi bubuk ini memilih polyprophylene (PP) sebagai bahan pengemas karena daya tahan yang dimiliki lebih unggul daripada yang lain. Kopi bubuk ini selain dipasarkan secara lokal dalam hal ini ke warung-warung, pasar, atau toko-toko terdekat, juga dipasarkan ke luar kota sehingga diperlukan bahan pengemas yang memliki stabilitas tinggi terhadap kerusakan agar dapat tahan dari kerusakan selama proses pengangkutan, trasnportasi, dan sampai di konsumen dalam keadaan baik.
Dalam pengemasan harus ditunjukkan bahwa pengemas cukup memadai baik dari segi daya tahan produk dan memadai untuk kondisi distribusi. Daya tahan produk berhubungan dengan masa simpan dari produk itu sendiri. Sedangkan untuk distribusi berhubungan dengan apakah bahan pengemas tersebut memadai untuk pemasaran dan kondisi yang ideal pada saat penyimpanannya.
6.2 Metode Pengemasan
Plastik yang digunakan dalam mengemas kopi bubuk berbeda ukuran walaupun jenisnya sama yaitu jenis polyprophylene. Untuk kemasan yang berukuran kecil dapat langsung diikat setelah pengisian kopi bubuk ke dalam plastik. Untuk kelompok kopi bubuk tersebut tidak dipasarkan sampai luar daerah, hanya lingkungan sekitar maupun tempat lain yang masih dalm satu kota. Namun ada juga kopi bubuk yang memiliki kemasan kecil ditutup dengan menggunakan sealler. Biasanya kopi bubuk tersebut akan dikirim ke luar kota.
Penggunaan sealler bertujuan untuk memberikan ketahanan bagi kopi bubuk sehingga tidak terkontaminasi dengan cemaran-cemaran yang dapat saja muncul pada saat proses distribusi maupun pada saat penjualan. Sealler yang menggunakan energi panas tersebut dapat menutup plastik dengan sangat rapat. Pengemasan biasanya dilakukan berdua ataupun bertiga. Sealler yang tersedia hanya satu sehingga dilakukan pembagian tugas. Ada yang memasukkan kopi bubuk ke dalam plastik kemudian ada pekerja yang bertugas untuk menutup kemasan dengan menggunakan sealler.

VII. PEMASARAN
7.1 Sistem Pemasaran
Dalam suatu perusahaan baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil harus memiliki sistem pemasaran yang baik dan teratur. Hal ini bertujuan agar perusahaan tersebut dapat menjalankan perdagangannya dengan lancar. Sistem pemasaran yang dilakukan berbeda untuk tiap proses penjualan. Kopi bubuk yang dijual dalam dalam kota samarinda berbeda sistem pemasarannya dengan kopi bubuk yang dijual di daerah luar samarinda.
Perusahaan “Kopi Roni” memiliki konsumen tidak hanya di kota Samarinda namun juga telah sampai pada kota-kota lain seperti Bontang, Sangatta, dan Berau. Untuk pemasaran di kota Samarinda menggunakan kendaraan inventaris berupa mobil. Perusahaan kopi bubuk tersebut telah memiliki hubungan perdagangan dengan beberapa tempat seperti toko atau warung-warung yang terdapat di kota samarinda. Kopi bubuk diantar ke tempat-tempat tersebut pada saat yang telah ditentuka sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bahwa kapan pesanan akan diantar dan sampai pada jangka waktu tertentu.
Sedangkan untuk pemasaran di luar kota, pihak dari cabang di daerah-daerah yang bersangkutan datang langsung ke tempat produksi untuk mengambil pesanan. Kopi bubuk diolah beberapa hari setelah menerima pemesanan dari pelanggan dari kota lain dan pada waktu yang telah ditentukan pihak pembeli yang merupakan distributor di kota masing-masing akan datang mengambil pesanan. Distributor tersebut yang merupakan keluarga dari pemilik perusahaan kopi bubuk tersebut hanya tinggal mendistribusikan kopi bubuk di kota masing-masing.
Untuk kopi bubuk dengan ukuran kecil biasanya di taruh atau dititipkan di warung-warung sekitar ataupun di toko-toko yang telah diajak bekerja sama sebelumnya. Biasanya menggunakan jangka waktu tertentu dan jika masih ada kopi bubuk yang belum terjual maka dikembalikan lagi. Hal ini dikarenakan kualitasnya sudah menurun karena terlalu lama dibiarkan.
7.2 Sistem Pembayaran
Untuk pembelian bahan baku terdapat dua jenis sistem pembayaran. Untuk pembelian kopi, pembayaran dilakukan secara tunai. Sedangkan untuk pembelian jagung kering dilakukan secara kredit. Hal ini dikarenakan jagung yang dibeli sekaligus sebanyak 2 ton untuk pemakaian selama 1 bulan sehingga pembayaran dilakukan berangsur-angsur sampai saatnya pembelian jagung lagi di bulan selanjutnya. Sedangkan untuk kopi, pembelian dilakukan seminggu sekali sehingga tidak lagi dilakukan kredit.
Namun sesekali proses pengolahan kopi bubuk tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Terkadang kopi atau jagung yang biasanya diperoleh dari pasar tidak ada atau kosong. Hal ini menyebabkan pembuat kopi bubuk tidak dapat menerima pesanan karena bahan baku yang kurang dan memerlukan waktu lama.
Sistem pembayaran pada saat penjualan berbeda-beda, tergantung dari tempat penjualan. Untuk penjualan di dalam kota, kopi bubuk di taruh di warung-warung dengan jumlah yang telah ditentukan dan jangka waktu yang telah disepakati. Setelah waktu tersebut terlewati, pihak warung maupun toko yang mejadi tempat untuk penjualan tersebut memberikan hasil penjualan lengkap dengan catatan berapa banyak kopi yang terjual dan berapa banyak kopi yang tersisa. Untuk penjualan di luar kota, dimana pihak pembeli datang langsung ke pabrik untuk mengambil kopi bubuk sekaligus melakukan pembayaran sesuai dengan harga kopi bubuk tersebut.
Atau dapat juga sistem pembayaran dilakukan dengan cara mengirim jumlah uang sesuai harga pembelian melalui bank jika pembeli berada di luar kota. Sistem pembayaran ini dilakukan berdasarkan sistem kepercayaan dikarenakan distributor dari kota lainnya merupakan keluarga yang turut membangun perusahaan kopi bubuk tersebut.
Sebenarnya hal ini kurang sistematis dikarenakan tidak adanya catatan ataupun perhitungan terperinci mengenai jumlah pemasukan maupun pengeluaran.


VIII. SANITASI DAN HIGIENE PABRIK
Sanitasi pangan merupakan hal terpenting dari semua ilmu sanitasi karena sedemikian banyak lingkungan kita yang baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan suplai makanan manusia. Sanitasi pangan tidak dapat dipisahkan dengan sanitasi lingkungan dimana produk makanan disimpan, ditangani, diproduksi atau dipersiapkan.
Dalam industri pangan, sanitasi meliputi kegiatan-kegiatan secara aseptik dalam persiapan, pengolahan dan pengemasan produk makanan, pembersihan dan sanitasi pabrik serta lingkungan pabrik dan kesehatan pekerja. Kegiatan yang berhubungan dengan produk makanan meliputi pengawasan mutu bahan mentah, penyimpanan bahan mentah, perlengkapan suplai air yang baik, pencegahan kontaminasi makanan pada semua tahap-tahap selama pengolahan dari peralatan personalia, dan terhadap hama, serta pengemasan dan penggudangan produk akhir.
Sanitasi lingkungan sangat diperlukan dalam proses produksi bahan pangan ataupun bahan makanan dan minuman lainnya. Terdapat beberapa hal yang sangat mendasar mengenai sanitasi lingkungan antara lain tanah, udara, dan keadaan bangunan. Tanah banyak mengandung mikroba baik jumlahnya maupun jenisnya. Mikroba dari tanah mempengaruhi flora mikroba dari udara, air, tanaman, dan hewan. Sebaliknya, tanah dapat terkontaminasi oleh air buangan. Tanah dapat masuk ke daerah persiapan atau pengolahan makanan dan penyimpanan makanan dengan berbagai cara : melalui bahan makanan, pembungkusnya, pakaian dan sepatu pekerja, dan udara (debu).
Udara tidak mempunyai flora mikroba alamiah, tetapi partikel-partikel debu atau tetesan air yang terdapat dalam udara dapat membawa mikroba. Udara dapat bertindak sebagai tempat persediaan kontaminan. Kondisi udara di daerah pengolahan produk pangan tergantung banyak faktor, antara lain: adanya debu, tetesan air, dan pergerakan udara yang terbawa oleh gerak angin dari ventilasi atau manusia yang bergerak. Tetesan air dari orang-orang yang berbicara, batuk, dan bersin dapat memberi mikroba dalam udara. Tanah pada sepatu dan pakaian, dan dari benda-benda yang diangkut ke dalam ruangan merupakan sumber mikroba yang dapat dipindahkan dalam udara.
Sedangkan untuk konstruksi bangunan yang terpenting adalah dinding, langit-langit, dan lantai. Lantai yang licin dan dikonstruksi dengan tepat, mudah dibersihkan, sedangkan lantai yang kasar dan dapat menyerap, sulit dibersihkan. Lantai yang terkena limbah cairan dari panci pemasak dan tidak dibersihkan ataupun ditiriskan dengan baik, dapat merupakan tempat penyediaan makanan bagi bakteri dan serangga.
Lantai, dinding, dan langit-langit yang konstruksinya buruk, tidak mungkin untuk dijaga sanitasinya. Akan tetapi struktur yang licinpun merupakan sumber kontaminan yang tidak diinginkan jika tidak dibersihkan dan dipelihara secara teratur dan efektif.
Ruangan pabrik harus dilengkapi dengan jendela dan ventilasi yang sehat udara dapat keluar masuk dengan teratur. Pertukaran udara ini sangat penting karena akan mempengaruhi pekerja jika pertukaran udara tidak efisien.
Pada pabrik pembuatan kopi bubuk ini, lantai bangunan beralaskan tanah yang berhubungan langsung dengan kopi bubuk yang dihasilkan. Walaupun setelah proses penggilingan kopi bubuk ditampung dalam karung yang ditaruh pada corong pengeluaran namun karung tersebut terkontaminasi oleh tanah dan debu yang ada di sekitarnya. Karung-karung yang digunakan tersebut tidak disimpan di tempat yang terlindung. Tanah merupakan elemen yang paling rentan sebagai tempat berbagai macam mikroorganisme.
Sedangkan untuk tempat yang digunakan sebagai ruang pengemasan kopi bubuk beralaskan keramik dan dijaga agar selalu bersih. Hal ini merupakan usaha yang baik agar kopi bubuk tersebut tidak bercampur dengan debu disekitarnya. Namun dikhawatirkan debu tersebut telah tercampur dengan kopi pada saat proses penggilingan.
Mesin-mesin yang digunakan dibersihkan sebulan sekali atau tergantung dari kapasitas pemakaian. Jika pesanan seperti biasanya atau sesuai dengan jadwal maka mesin-mesin tersebut dibersihkan sebulan sekali. Namun jika banyak pemesanan kopi bubuk sehingga pemakaian mesin-mesin tersebut lebih sering sehingga kurang lebih dalam waktu dua atau tiga minggu dibersihkan. Biasanya yang menempel pada mesin-mesin tersebut adalah debu yang merupakan hasil dari penggilingan kopi bubuk.
Pada biji kopi kering maupun jagung kering terdapat beberapa kontaminan lain seperti serangga, dan bahkan terkadang ditemukan logam seperti besi-besi berkarat, mor, dan besi-besi lainnya dalam ukuran yang kecil. Logam-logam tersebut sangat kecil dan memiliki warna yang sama dengan biji kopi kering maupun jagung kering karena telah melewati proses penyangraian. Biji kopi ataupun biji jagung disortasi pada saat akan dilakukan pencampuran.



IX. ANALISA EKONOMI
Berikut adalah rincian biaya dalam proses produksi kopi bubuk dalam sekali produksi di penggilingan “Kopi Roni”. Harga-harga di bawah ini merupakan harga umum pasaran pada tahun 2008.

Bahan
- Kopi Jagung (40 kg @ Rp. 31.250,-) Rp. 1.250.000,-
- Jagung (40 kg @ Rp. 3.500,-) Rp. 140.000,-
- Margarin Rp. 7.500,-
- Garam (2 bungkus @ Rp. 500) Rp. 1.000,-
- Jahe (1/2 kg @ Rp. 10.000,-) Rp. 5.000,-
Sub total Rp. 1.403.500,-

Biaya Mesin
- Solar (2 liter @ Rp. 6.000,-) Rp. 11.000,-
- Kayu bakar Rp. 75.000,-
- Listrik Rp. 25.000,-
Sub total Rp. 111.000,-

Pengemasan dan Pengepakan
- PlastiK PP (8 bungkus @ Rp. 5.000,-) Rp. 40.000,-
- Cat Sablon Rp. 15.000,-
- Kardus (4 buah @ Rp. 2.000) Rp. 8.000,-
Sub total Rp. 63.000,-

Lain-lain
Kayu Bakar Rp. 75.000,-
Tenaga kerja (2 orang) Rp. 50.000,-
Sub Total Rp. 125.000,-

Total Biaya = Rp. 1.403.500 + Rp. 111.000 + Rp. 63.000 + Rp. 125.000
= Rp. 1.702.500,-

Produksi kopi bubuk
(1500 bungkus @ Rp. 1.600,-) Rp. 2.400.000,-

Laba yang diperoleh = Rp. 2.400.000 - Total biaya Rp 1.702.500
= Rp. 697.500,-



X. KESIMPULAN DAN SARAN
10.1 Kesimpulan
Selama dilakukan praktek kerja lapangan (PKL) di perusahaan kopi bubuk “Kopi Roni”, kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Pada permbuatan kopi bubuk dilakukan pencampuran antara kopi dengan jagung berturut-turut 1:1, 1:2, dan terkadang tanpa pencampuran atau kopi murni tergantung pesanan yang datang.
2. Penyangraian dan penggilingan dilakukan secara otomatis setelah sebelumnya dilakukan secara manual. Namun karena perkembangan perusahaan sehingga mampu untuk meningkatkan proses produksi menjadi lebih baik.
3. Kopi bubuk telah dipasarkan ke berbagai daerah seperti samboja, sangatta, dan bontang serta pemasaran dalam kota Samarinda sendiri.
10.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Jendela dan ventilasi lebih diperhatikan sehingga debu hasil dari proses produksi dapat keluar dan tidak mencemari hasil produksi.
2. Untuk meningkatkan hasil produksi, sebaiknya diperhatikan dari bahan baku yang digunakan dan dilakukan sortasi yang lebih baik lagi.

XI. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Budidaya Tanaman Kopi. http://www.naturalnusantara.co.id/ index_1.php. Diakses tanggal 01 Februari 2008.

Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan. UI-Press. Jakarta.

Herman, dan Wayan R. Susila. 2008. Perbaikan Mutu Kopi Tidak Bisa Ditunda. http://www.ipard.com/htm. Diakses tanggal 01 Februari 2008.

Irawan, G., dan Danang Joko. 2008. Kopi Tetap Jadi Andalan Ekspor. http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/promarketing/index/html. Diakses tanggal 01 Februari 2008.

Laksmi, Betty S. 1990. Sanitasi dalam Industri Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) BIP Irian Jaya. 1992. Pasca Panen Kopi. Balai Informasi Pertanian Irian Jaya. Irian Jaya.

Wikipedia. 2008. Kopi. http://id.wikipedia.org/wiki/Kopi. Diakses tanggal 01 Februari 2008.